JTTS Sebagai Pusat Distribusi dan Perekonomian Sumatera
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Tiap ruas JTTS menghubungkan berbagai simpul distribusi utama dan sentra perekonomian daerah yang memiliki beragam potensi. Kelima ruas tol besutan Hutama Karya yang telah rampung dan beroperasi juga memainkan peran strategis tersebut.
Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, memiliki signifikansi karena merupakan akses utama menuju dan dari Pelabuhan Bakauheni. Ruas ini akan memperlancar pergerakan barang dan orang dari Sumatra ke Jawa maupun sebaliknya.
Selanjutnya, Ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang. Ruas tersebut merupakan pendukung akses Bakauheni yang juga dapat diandalkan untuk mobilitas komoditas kelapa sawit dan karet. Ongkos transportasi distribusi komoditas itu pun semakin turun dengan mengandalkan ruas ini.
Peran serupa juga dijalankan Ruas Tol Pematang Panggang-Kayu Agung yang menghubungkan Lampung dan Sumatra Selatan. Sedangkan Ruas Tol Palembang-Indralaya berkontribusi untuk menekan ekonomi biaya tinggi di wilayah perkotaan.
Dengan adanya jalan tol ini, volume kendaraan dapat terbagi sehingga lalu lintas Indralaya dan Palembang maupun sebaliknya yang merupakan nadi ekonomi Sumatera Selatan, dapat lebih lancar.
Dampak JTTS Terhadap Perekonomian
Pembangunan JTTS mampu meningkatkan Nilai output fase operasi penuh Rp 401 triliun, Efek multiplier terhadap perekonomian dari output 1,7x, Nilai output fase konstruksi Rp 367 triliun, Output per tahun setara 2,2% PDRB Sumatra, dan Output terhadap tenaga kerja Sumatra per tahun 2,4%
Sementara Ruas Tol Pekanbaru-Dumai akan menjadi jalan vital yang menghubungkan pusat pemerintahan provinsi di Pekanbaru dengan Dumai sebagai kota industri perminyakan. Pengembangan industri perminyakan diiringi pula dengan potensi lain seperti agribisnis di Provinsi Riau.
Pembangunan JTTS inipun sejalan dengan langkah strategis pemerintah untuk menopang perekonomian nasional di mana Pulau Jawa sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan niscaya akan mengalami stagnasi.
Di lain sisi, JTTS berperan membenahi persoalan aspek sosial masyarakat. Selama ini, setiap terjadi bencana alam di Sumatra, akses bantuan kerap kali terkendala waktu tempuh distribusi yang cukup lama. Terlebih lagi, kehadiran JTTS bisa menjamin arus distribusi bahan pangan, sandang, dan papan agar tidak terjadi kelangkaan kebutuhan dasar masyarakat.
Lebih jauh, pengembangan perekonomian wilayah Sumatra selepas hadirnya JTTS sangat mengandalkan peran aktif masyarakat juga pemerintah daerah di semua level.
Kelak, dengan JTTS, perekonomian Sumatra tidak saja terpatok cakupan domestik, melainkan secara integral berkaitan dengan ekonomi kawasan Asean maupun pasar internasional.
Karena itu, penyusunan rencana pengembangan ekonomi wilayah seminimalnya harus dimatangkan secara sektoral maupun perkembangan secara regional.