Anies, Pemimpin yang Tak Hanya Punya Nyali Tapi Juga Cinta
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Beberapa waktu lalu dua berita ini mengguncang media. Gubernur DKI Jakarta Anies Rasjid Baswedan memimpin shalat jenazah petugas pemadam kebakaran. Anies tak hanya hadir di saat ribuan orang memberi tepuk tangan, ia juga berkali-kali hadir di tengah keluarga yang sedang berduka.
Di tengah ramainya cacian terhadap tiang bendera sederhana yang dipasang oleh masyarakat Penjaringan, Jakarta Utara, untuk menyambut Asian Games ramai di media sosial.
MENGECAM DAN MENISTA
Mereka mengecam dan menista partisipasi masyarakat Jakarta yang secara sederhana menyambut dengan gembira memasang bendera warna warni dengan tiang bambu.
Kaum yang seolah kelas menengah ngehe, entah lahir di mana, mencela sehabis-habisnya. Seolah tak ada tempat bagi masyarakat sederhaha di kota ini. Mereka mencaci PKL yang berjualan tapi diam membisu terhadap berbagai pelanggaran yang dilakukan kaum pemilik modal.
Tiang bendera dari bambu yang dipasang masyarakat itu pun mereka caci.
Anies tampil ke depan membela warga sederhana yang ingin ikut bergembira dalam pesta bernama Asian Games. Membuat memo kepada Walikota Jakarta Utara. Dengan tegas menginstruksikan agar bendera dengan tiang bambu yang telah dicabut akibat kecaman di media sosial untuk segera dipasang kembali.
Ada hati yang lapang untuk menerima kesederhanaan rakyat yang dipimpinnya. Ada simpati yang dalam pada keluarga yang berduka.
RUMAH SUSUN DAN JIS
Pada hari ulang tahunnya, 7 Mei 2022, hari Sabtu yang waktunya libur dan menikmati suasana ulang tahun bersama keluarga, Anies meresmikan pembangunan Rumah Susun Kampung Bayam yang ditargetkan selesai pada bulan September. Lalu bersama Jakmania mengadakan acara di Jakarta International Stadium (JIS).
Warga Kampung Bayam, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, bersuka cita ada janji yang ditunaikan sebagaimana janji yang telah lunas pada warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Jakmania kini punya stadion kebanggaan setelah belasan tahun berlalu dengan hampa. Mereka merayakan ulang tahun sang gubernur di stadion kebanggan warga Jakarta.
Pada hari yang sama komunitas tuna rungu menunggu di rumahnya selama 4 jam untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun pada gubernur yang begitu peduli pada mereka dengan berbagai kebijakan yang menyetarakan setiap orang.
KOMUNITAS TUNA RUNGU
Komunitas Tuna Rungu menunggu dengan sabar karena mereka ingin bertemu sang pemimpin yang tak hanya peduli lewat kata-kata namun nir pemihakan. Namun pemimpin yang satunya kata dengan perbuatan.
Anies Baswedan tak hanya menjadi gubernur yang secara formal berada di Balai Kota. Namun dia juga berada di antara hati dan Jantung rakyat jelata. Di antara kaum disabilitas, di antara semua pemeluk dan pemuka agama, apa pun agamanya.
Di antara hati dan jantung warganya yang waras dia bertahta.
Pemimpin adalah pemimpi plus n, dan n itu adalah nyali. Namun pemimpin tak hanya punya nyali, akan tetapi juga punya cinta.
Dia tak hanya berani membuat kebijakan yang melawan kaum pemilik modal, akan tetapi juga berani membela mereka yang terpinggirkan yang lemah secara ekonomi yang tak memiliki akses kepada kekuasaan. Mereka yang suaranya tak terdengar, yang disapa hanya ketika saat pemilu tiba.
Ditulis oleh Geisz Chalifah, Produser Jakarta Melayu Festival.