Mendag Ahli Bidik Momentum, Pilih India
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, tampaknya ahli membidik momentum. Dia pilih India sebagai negara pertama yang dikunjunginya dalam rangkaian misi dagang.
Pertama, ini dua negara yang masuk dalam empat besar penduduk dunia.
Kedua, India adalah pemegang estafet presidensi G-20.
Ketiga, kunjungan itu dilakukan menjelang pesta Hari Raya Deevali (Diwali) pada Oktober – November mendatang.
Konon hari raya – dengan festival cahaya itu – dirayakan bersama oleh para pemeluk Hindu, Sikh, Jainisme dan sebagian pemeluk Budha. Konon selain festival cahaya, perayaan akan dimeriahkan oleh kegiatan – tentu saja pesta kembang api – memperindah dekorasi rumah, belanja, puja-puja dewa, membuat manisan dan bertukar kado.
MOMENTUM PENTING
Momentum ini penting disimak investor. Permintaan akan beberapa produk Indonesia, dari India akan meningkat. Khususnya CPO – serta turunannya -, dan batubara. India merupakan konsumen terbesar CPO dan batubara Indonesia. Porsi ekspor batubara Indonesia ke India meliputi 30% dari total ekspor, dengan nilai sekitar USD4 miliar. Lalu minyak sawit mencatat pangsa 13%, dengan nilai USD3,3 miliar.
Batubara tampaknya tak akan redup dalam waktu singkat. “Kiamat batubara” yang didengungkan beberapa waktu lalu, kini kalah dari jeritan “kiamat energi di Eropa”. Permintaan dari China nampaknya masih akan tetap kencang. Baik termal, maupun kokas.
Beli saham batubara dan sawit? Siapa takut?
RUSIA UNTUNG
Sementara itu, pengamat pasar modal Dandossi Matram, mengatakan bahwa harga energi masih akan lama turun. Rusia kelihatannya malah cuan besar dengan perang ini.
“Putin pinter, kalau cuan kenapa harus diakhiri? Dipanjangin seperti tali kolor kelihatannya lebih baik,” katanya.
Biaya perang USD1 miliar per hari tapi cuan dari energi bisa di atas USD4 miliar per hari.
Lumayan, ada cuan buat sekalian pengembangan dan perbanyakan arsenal alutsista yg super canggih.
Dengan status quo perang seperti ini, negara-negara Barat tersandera dengan biaya energi yang mahal, dan bisa-bisa malah menghancurkan negara barat dari dalam, minimal partai berkuasa bisa digulingkan rakyatnya yang sudah muak dengan kesulitan hidup yang mendera gara-gara negaranya memusuhi Rusia.
“Memang Putih pinter sekali.”
Dandossi mempertanyakan adalah bagaimana dengan Indonesia? Kelihatannya malah dapat keuntungan besar juga. Saat ini Indonesia termasuk paling stabil dibanding negara lain.
“Ini namanya mengubah ancaman menjadi peluang dan Indonesia sukses memanfaatkan ini.”
Namun semua ini tidak lepas dari rencana Tuhan, dengan Kebangkitan Nusantara yang sudah lama ditunggu.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id.