Pijakan Awal Tol Bakauheni-Terbanggi Besar
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer merupakan tonggak awal bagi Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Ruas ini pun memiliki peran vital sebagai akses utama lalu lintas ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Hingga kini, Pelabuhan Bakauheni merupakan jalur utama yang menghubungkan Jawa dan Sumatra. Kehadiran Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar pun berdampak terhadap arus distribusi barang maupun orang antar pulau.
Sebagai pijakan awal, perampungan Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar yang kemudian tersambung dengan Ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang dan Pematang Panggang-Kayu Agung di wilayah Sumatra Selatan, telah menghubungkan sentra industri maupun kawasan perkebunan karet dan sawit.
Saat ini, Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar telah beroperasi secara penuh. Proses pembangunan memakan waktu hingga tiga tahun sejak 2015, kemudian diresmikan langsung Presiden Joko Widodo pada 8 Maret 2019.
Hadirnya Jalan Tol ini menjadi akses penghubung arus transportasi kendaraan Golongan I, II, III, IV, dan V yang terintergrasi dengan Pelabuhan Bakauheni, sehingga sangat membantu percepatan konektivitas lalu lintas kendaraan yang melintas dari Pulau Jawa menuju Sumatra, begitupun sebaliknya.
Manfaat Besar
Ruas Tol Bakauheni – Terbanggi besar memiliki manfaat besar sebagai salah satu akses pergerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat Lampung dan menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di Sumatra.
Manfaat lain yang dirasakan ialah jalan tol ini juga dapat memperlancar jalur logistik, memangkas biaya angkutan logistik, dan mempercepat waktu tempuh pengiriman barang tentunya.
Jalan tol ini juga dilengkapi fasilitas SPBU, toilet, mushola, restoran/tempat makan, fasilitas isi ulang (top up) uang elektronik.Selain itu disediakan juga sarana pelayanan lalu-lintas yang lengkap seperti Patroli Jalan Raya (PJR), mobil derek, ambulans, hingga mobil rescue untuk menjamin keselamatan pengendara.
Efektivitas jalan tol ini pun setidaknya telah dirasakan masyarakat. Waktu tempuh yang sebelumnya menggunakan jalan arteri dari daerah Natar hingga Bakauheni mencapai 4 jam, kini hanya membutuhkan waktu 1,5 jam melalui Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
4 September 2015 merupakan hari di mana peluit pembangunan Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dimulai, seiring penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) No. 9/2015. Keberadaan tol memainkan peran penting menghubungkan koridor-koridor ekonomi antara Jawa dan Sumatra.
Sedangkan pembangunan Paket 3 dimulai pada April 2016 yang dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. selanjutnya pembangunan Paket 4 digarap PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang dimulai pada Mei 2016.
Secara keseluruhan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar itu dinyatakan selesai pada 8 Maret 2019 yang diresmikan langsung Presiden Joko Widodo. Ruas tol sepanjang 140,9 kilometer ini diharapkan mampu menampung laju logistik berat yang menunjang perdagangan antar pulau.
Secara teknis, ruas ini memiliki jumlah lajur pada tahap akhir sebanyak 2×3, dengan lebar lajur 3,6 meter, lebar bahu luar 3,0 meter, serta lebar bahu dalam 1,5 meter.