Perlu Promosi Tradisi Betawi di Jakarta, Kata Wagub Ariza
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Masyarakat perlu menjaga, mengembangkan, melestarikan serta mempromosikan berbagai tradisi masyarakat Betawi di Kota Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap pada usia 22 tahun Perkampungan Budaya Betawi tentu bukan usia yang muda, seharusnya sudah lebih jauh melangkah mengepakkan sayap-sayap budaya, sehingga dapat lebih maju dan berkembang.
Ia juga memberikan apresiasi Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi dan Pengurus Gerakan Sosial PBB periode 2022-2027 yang baru saja dikukuhkan.
ULANG TAHUN PERAK
Organisasi ini ada sebelum Perkampungan Budaya Betawi berdiri, sejak 6 September 1997. Usia 25 tahun saat ini merupakan ulang tahun perak, secara sukarela menjaga, mengawal pelestarian dan pengembangan Perkampungan Budaya Betawi. “Terus lakukan hal positif tersebut, berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait, utamanya UPK PBB, Forum Jibang dan lainnya,” katanya.
Perkampungan Budaya Betawi tercantum dalam Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2005 dan lahir pada 15 September. Perkampungan Budaya Betawi merupakan perkampungan yang berisikan kenakeragaman budaya Betawi yang bertujuan untuk melestarikan serta mengembangkan budaya Betawi.
Perkampungan Budaya Betawi dibangun atas keinginan tokoh-tokoh Betawi, dengan maksud agar identitas budaya ibu kandung kota Jakarta, yaitu budaya Betawi, tidak hilang. Perkampungan Budaya Betawi seluas 289 hektar terdiri dari Kampung MH Thamrin, Kampung Ismail Marzuki, Zona Embrio, Kampung Abdurrahman Saleh, Kampung KH Noer Ali dan RW 6,7,8,9 di kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa.
Rangkaian kegiatan yang digelar sejak siang hingga malam a.l.
– Tampilan Kesenian (tari selamat datang, gambang kromong, dan topeng Betawi)
– Atraksi Silat
– Pemotongan tumpeng
– Seremonial Pemenang Lomba Penataan Kampung
– Santunan anak yatim
– Workshop Budaya Betawi berupa kriya, seni, dan kuliner
– Festival Kuliner Betawi
– Tasyakuran Milad Perkampungan Budaya Betawi.
JAM LURAH
Talkshow Jam Lurah (Jangan Ampe Lupa Sejarah) dengan tema Riwayat Kampung Jagakarsa. Acara yang diinisiasi oleh Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) ini menampilkan pembicara KH Solihin Arrasyi, Yahya Andi Saputra, Sofyan Murtadho dan dipandu oleh Yoyo Mukhtar.
Ariza mewakili Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir dalam Acara Refleksi 22 Tahun Perkampungan Budaya Betawi (PBB) atau Milad Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, sekaligus Penandatanganan Prasasti Kampung Ismail Marzuki dan Pengukuhan Pengurus Gerakan Sosial PBB. Rangkaian acara itu berlangsung di Gedung Serbaguna Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat, 16 September 2022.
BERBENAH DIRI
Ketua Forum Jibang PBB Abdul Syukur menjelaskan bahwa peran lembaga yang dipimpinnya adalah sebagai tim pemikir untuk pengembangan agar perkampungan ini maju dan dikenal di dunia internasional. “Bukan hanya pembangunan fisik semata, tetap pengembangan budaya,” ujarnya.
Budaya Betawi harus terus dikembangkan. Untuk itu, Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan perlu terus berbenah diri agar lebih lengkap dan lebih baik lagi. Jadikan Perkampungan Budaya Betawi ini sebagai laboratorium budaya. “Tentu harus diseriusi dengan segala komponen pendukungnya,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.
Ariza menambahkan, Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan bisa menjadi destinasi pariwisata budaya, bukan hanya lokal tapi juga mancanegara. Nilai-nilai budaya Betawi yang terbuka, egaliter, demokratis, Islami serta humoris harus terus dijaga dan dikembangkan dan nilai-nilai tersebut menjadi milik semua.
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan milik kita bersama, harus kita isi, jaga dan terus kita kembangkan baik untuk warga sekitar maupun masyarakat di luar Perkampungan Budaya Betawi. “Kita semua bertanggung jawab untuk kelangsungan pelestarian dan pengembangan budaya Betawi di tempat ini,” ucapnya.
Ariza mengatakan bahwa beberapa waktu lalu di Perkampungan Budaya Betawi ini telah diresmikan nama-nama jalan dengan nama tokoh Betawi, juga pemberian nama zona. “Zona C (pulau di tengah Setu Babakan) yang merupakan replika kampung Betawi, pada Refleksi 22 tahun Perkampungan Budaya Betawi ini diubah menjadi Kampung Ismail Marzuki. Maka, hari ini saya akan menandatangani prasasti pergantian nama tersebut,” tuturnya.
Wagub Ariza berharap sosok Ismail Marzuki menjadi inspiratior dan membawa contoh dan teladan bagi seluruh generasi kini dan mendatang. Masyarakat dapat berbuat dari sisi mana saja sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing. “Seperti Bang Maing yang berjuang dengan menggelorakan lagu-lagu hasil karyanya, memberi semangat untuk kemerdekaan,” imbuhnya.