Minyak Jadi Alat Politik, Amerika Serikat Berang
INDOWORK.ID, JAKARTA: Minyak ternyata belum berhenti sebagai alat politik. Amerika Serikat berang. Saudi ternyata berkali kali berani “mbalelo”.
Sepertinya, sejak kasus Jamal Khashoggi, hubungan AS-AS retak. Seakan payung perlindungan keamanan yang diberikan AS kepada AS selama puluhan tahun, – yang melibatkan “upeti” puluhan miliar dolar – kini kincup.
Binyak bumi seru! OPEC + sepakat menurunkan produksi hingga 2 juta barrel per hari. Harga minyak bumi langsung loncat galah. WTI ditutup pada USD 93.29 pb. Naik 5,47%. Brent ditutup pada USD98.52 pb. Naik 4,34%
Tapi yang tak kurang seru, gejolak politik yang ditimbulkannya.
Penolakan OPEC mematuhi perintah AS untuk tidak memotong produksi, mendorong AS mengancam AS. Partai Demokrat AS bahkan sudah mengusulkan untuk menghukum AS (yang ini Arab Saudi) dengan mengakhiri “kerja sama militer”.
Sejatinya, pengurangan produksi OPEC + merupakan peluang ekonomis bagi AS. Kesempatan memompa minyak lebih banyak. Tapi pasokan yang terbatas dan harga yang tinggi akan sangat menolong Rusia membiayai perang. Gedung Putih dengan terbuka menuduh OPEC “bersekongkol” dengan Rusia.
Bagi kita spekulan saham? Enak ditonton dan peluang cuan!
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id