2022, Tahun Berat Bagi Investor

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Tahun yang berat itu kini pergi. Jumat 30 Desember, sebagai hari perdagangan terkahir 2022, mendendangkan lagu AKA. Badai bulan Desember. Indeks teknologi Nasdaq menutup 2022 dengan penurunan 33% selama setahun. S&P terkikis 20%. DJIA merosot 9%

Wall Street menyebut 2022 sebagai tahun terburuk sejak krisis keuangan Amerika 2008. Otoritas moneter AS sudah menaikkan tingkat bunga dengan kecepatan yang mencengangkan, namun inflasi tetap melayang layang. Kini resesi menjadi ancaman yang menakutkan.

Elon Musk, perkiraan saya, akan kehilangan mahkota sebagai orang terkaya dunia. Kehilangan USD 200 miliar dalam setahun, seingat saya, belum pernah terjadi sepanjang sejarah. Bersama Musk, peringkat Jeff Bezos juga melorot ke bawah.

Di Indonesia juga terjadi pergeseran peringkat kemakmuran individual. Berkah batubara, menurut berbagai media, telah mengokohkan Low Tuck Kwong sebagai orang terkaya baru Indonesia. Menggeser Hartono bersaudara dari posisi puncaknya belasan tahun. Konglomerat satu ini sejatinya memiliki beberapa perusahaan di Singapura, namun peningkatan terbesar kekayaannya berasal dari batubara. BYAN.

BERAT BAGI INVESTOR

Di dalam negeri, 2022 juga merupakan tahun yang berat bagi investor. Selama 17 tahun terakhir, 2017-2021 – batas ingatan saya – Desember adalah bulan panen cuan. Bulan window dressing. Tidak pernah gagal dalam mencatat kenaikan IHSG. Tahun 2022 mematahkan tradisi itu. IHSG selama Desember mencatat penurunan 2,41%, Walaupun dalam rentang seluruh tahun masih mencatat kenaikan 4%.

Saham-saham teknologi menjadi pemberat IHSG. GOTO sejak listed April lalu mengalami penurunan harga 77%. BUKA selama setahun terakhir mengalami penurunan 49%. DCII 16%. ARTO 76%. Untuk menyebut beberapa.

Peluang tahun mendatang, versi mata bintitan, akan saya celotehi pada kesempatan lain. Pengalaman 2022, bagi saya memberi beberapa pelajaran.

Pertama, keputusan paling penting dalam pembentukan portfolio – mengulang ulang celoteh – adalah stocks selection.

Kedua, menebalkan keyakinan saya bahwa unjuk kerja perusahaan dan harga saham, at the end of the day, akan mengalami konvergensi.

Ketiga, pada pasar yang sangat fluktuatif dan berubah cepat, strategi buy and hold + trading, – go and back – akan outperform simple buy and hold, sepanjang dilakukan atas saham saham yang memiliki fundamental dan prospek yang baik. Mengendarai gelombang dan goncangan. Mengeksploitasi fearful and greedy. Memanfaatkan momentum.

Earning stems from learning!

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis