SVB Terjerembab, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
INDOWORK.ID, JAKARTA: Sillicon Valley Bank (SVB) terjerembab masuk “lembah” Jumat, 10 Mareet 2023, minggu lalu. Bagaimana dampaknya terhadap sektor perbankan Indonesia.
Konon, bank – bisa diindentifikasi dari namanya – yang fokus membiayai perusahaan rintisan dan modal ventura ini, mengalami kesulitan likuiditas akibat seretnya arus kas masuk dari investasinya di start-ups dan venture capitalists itu.
Untuk menutup gap, SVB terpaksa menjual treasuries (obligasi pemerintah) dan mortgage backed securities, yang harganya sedang jatuh akibat tingginya tingkat bunga. Menderita rugi.
Untuk mengantisipasi kesulitan likuiditas ke depan SVB berrencana melakukan penawaran umum saham baru. Tapi para deposan yang mengetahui kerugian dalam neraca SVB keburu melakukan rush. Tidak ada satu bank pun mampu bertahan apabila mayoritas pemilik dana menarik dananya. Dalam waktu 48 jam SVB – bank peringkat 16 di AS yang telah berdiri 40 tahun itu – rontok.
Kejatuhan sebuah bank selalu punya potensi menebar pandemi di sektor keuangan. Signature Bank of New York menyusul rontok dua hari kemudian. Indeks harga saham global menyelam berbarengan, pada tutup pasar, minggu lalu.
TAK ADA SUNTIKAN DANA
Menteri Keuangan AS, Yellen mengumumkan tidak ada bail out dari pemertintah Federal. Artinya tidak akan ada suntikan dana yang menimbulkan beban fiskal, seperti yang dilakukan pemerintah Federal AS pada keruntuhan Washington Mutual – yang memicu krisis keuangan – tahun 2008 lalu. Walau pun UU memberikan peluang untuk itu.
Perlindungan deposan diserahkan sepenuhnya pada mekanisme institusi keuangan itu sendiri plus kebijakan moneter. Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC – LPS nya Amerika) menjamin keamanan dana nasabah. Namun sesuai dengan aturan FDIC sendiri, jaminan hanya diberikan pada simpanan sampai dengan nilai USD 250,000.
Lha hampir 90 % penyimpan di SVB memiliki saldo di atas itu. Artinya kelebihannya tidak dijamin oleh asuransi. Ada lebih dari USD 175 miliar dana pihak ketiga di SVB. Bisa diduga sebagian klien – terutama sektor bisnis – akan kesulitan membeli bahan dan membayar gaji pegawai. Paling tidak dalam jangka pendek.
Bank Sentral AS (the Fed) juga akan membuka window facility dengan biaya pinjaman yang diberikan diskon.
Secretary of Treasury, Th Fed dan FDIC minggu telah mengumumkan joint statement yang menenteramkan:
“Today we are taking decisive actions to protect the U.S. economy by strengthening public confidence in our banking system,” the joint statement read. “This step will ensure that the U.S. banking system continues to perform its vital roles of protecting deposits and providing access to credit to households and businesses in a manner that promotes strong and sustainable economic growth.”
DAMPAK KE PERBANKAN
Lalu dampaknya terhadap sektor perbankan Indonesia? Perkiraan saya minor saja. Atau tidak berdampak. Paling tekanan sementara pada harga saham saham perbankan. Bank bank besar – yang hari hari ini akan melakukan RUPS Tahunan – mencatat kinerja yang luar biasa.
Seperti saya celotehi beberapa waktu lalu, bank-bank besar memiliki peluang positif terhadap kebijakan kenaikan tingkat bunga. Terutama yang biaya dananya relatif rendah, baik karena produk yang terdiversifikasi, teknologi yang unggul dan basis penyimpan yang tersebar luas.
Selain itu, kasus SVB mengokohkan kembali peran bank konvesnsional di atas bank digital yang masih harus membuktikan keunggulannya. Terutama keunggulan ekonomis!
O ya satu hal lagi. Berharap ada blessing in disguise. Kasus SVB sedikit banyak akan melunakkan sikap hawkish The Fed. Paling tidak dalam pertemuan FOMC dua 22 maret yang akan datang.
Tsunami di bursa saham? Cuma guyonan aja!
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmd, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id
The internet has changed the way we communicate, allowing us to stay connected with friends and family from all around the globe. It has revolutionized the way we interact with one another, reshaping the way we communicate to become more immediate and convenient.
Email, online chat, and social networking sites such as Facebook and Twitter hold the key to a world of virtual connections that was unthinkable before the internet. From checking our mail, to staying in touch with friends, to finding a job, the internet has been integral in allowing us to do more with less and remain connected.
The ability to transmit messages in seconds has meant that communication and collaboration is no longer localized or restricted by geographic or temporal boundaries. The internet has enabled the sharing of information and ideas between people, regardless of their physical location. They can now access data, exchange documents, and share resources over a network, which has revolutionized business practices in a variety of industries.
The shift to digital communication has also made the cost of communication cheap and accessible to all. Where traditional communication methods such as telephone, fax, and mail have high price tags, the internet has made communication extremely cost-effective. This has enabled small business to communicate with customers, suppliers, and other businesses quickly and cheaply.
In addition, social media has seen a massive growth in recent years. These services give us an opportunity to connect with friends and express ourselves. We now have the opportunity to express our opinions and share experiences in a way we couldn’t before.
In conclusion, the internet has had a profound impact on the way we communicate with one another. It has made communication quick and easy, revolutionizing the way we exchange ideas and establishing new standards for doing business. It has brought people closer together and enabled businesses of all sizes to compete in the global marketplace.