Basuki Jelaskan Bendungan di UN 23 Water Conference
INDOWORK,ID, NEW YORK: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama dengan Mantan Perdana Menteri Republik Korea sekaligus Ketua High Level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters (HELP), Han Seung-soo menghadiri HELP Special Event: 6th UN Special Thematic Session on Water Disasters, Selasa (21/03) di New York, Amerika Serikat.
Acara ini merupakan Side Event dari rangkaian dari acara UN 2023 Water Conference yang berlangsung dari 22 hingga 24 Maret 2023.
Basuki mengatakan berdasarkan data hidrologi yang tercatat di Indonesia, perubahan iklim dan tata guna lahan telah menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan harian dan debit sungai secara signifikan. Hal ini dapat memicu bencana terkait air di banyak wilayah di Indonesia.
Secara geografis, Indonesia bukan merupakan salah satu wilayah yang dilalui oleh lintasan siklon tropis. Namun saat ini banyak siklon tropis yang terjadi di Indonesia dan secara tidak langsung berdampak pada kondisi cuaca. “Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir dan tanah longsor di Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang 2018-2021,” jelasnya.
Basuki menerangkan, untuk mengatasi bencana terkait air akibat perubahan iklim di Indonesia, Kementerian PUPR terus mengoptimalkan operasi 230 bendungan eksisting. Ia menerapkan teknologi prediksi curah hujan dan ketinggian air untuk dapat menentukan waktu pelepasan air bendungan secara akurat. Kemudian, mengamankan lebih banyak kapasitas bendungan untuk menyimpan curah hujan yang berlebihan dan menyerap debit aliran keluar puncak.
Pria yang suka musik itu menerangkan dalam optimalisasi bendungan tersebut, Kementerian PUPR juga masih menghadapi beberapa tantangan. Berdasarkan data, sebagian besar dari 230 bendungan di Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan kurang dari 50% dari aliran masuk tahunannya.
BENDUNGAN MUSIM HUJAN
Bendungan dapat dengan mudah terisi air di awal musim hujan, sehingga tidak menyisakan ruang untuk resapan puncak pembuangan. “Kondisi menjadi lebih menantang karena hanya beberapa bendungan yang dilengkapi dengan pintu di spillway atau intake untuk melepaskan air lebih awal dan menyediakan ruang bagi curah hujan yang lebih tinggi,” terang Basuki.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, saat ini Kementerian PUPR berupaya memodifikasi bendungan dengan mengoptimalkan kapasitas intake dan menambah pintu air. “Hal ini perlu dilakukan untuk memungkinkan pelepasan air dapat terjadi lebih awal di tampungan bendungan, sehingga terdapat ruang penyimpanan bagi debit puncak selanjutnya. Implementasi strategi ini telah diterapkan pada 62 bendungan yang baru dibangun dan sedang dibangun,” jelasnya.
Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk optimalisasi pemanfaatan prediksi curah hujan. “Informasi prakiraan dan prakiraan cuaca dievaluasi secara menyeluruh dan digunakan sebagai masukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur Kementerian PUPR.”
BERBAGI SOLUSI
Basuki mengapresiasi keberlanjutan forum diskusi HELP sehingga para delegasi yang hadir dapat saling berbagi pengalaman dan solusi mengenai penanganan bencana terkait air yang terjadi di negaranya. Sebelumnya, konferensi HELP diselenggarakan di Bali, Indonesia pada tahun 2022 sebagai salah satu rangkaian G20 Special Event.
“Indonesia erat kaitannya dengan banjir, tanah longsor, kekeringan dan bencana air lainnya, sehingga kami berterima kasih atas dukungan berkelanjutan dari forum ini sehingga kita semua dapat saling berbagi,” tandas Menteri Basuki.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Plt. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko dan Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja. (May/PUPR)
The UN 2023 Water Conference is an important initiative that highlights the importance of water in the global economy and addresses the challenges faced by countries around the world that are struggling to ensure a safe and secure water supply for their citizens. Indonesia has been included in the Conference to represent the many nations in the region where access to clean and safe water is a pressing issue.
The Indonesian Minister of Environment and Forestry, Dr. Bambang Basuki, has used this opportunity to explain how Indonesia has changed its approach to water use and conservation over the past few years. In addition to the general goals of reducing water pollution and encouraging a sustainable approach to water management, Dr. Basuki outlined specific steps taken by the government that have resulted in marked improvements in Indonesia since the UN 2023 Water Conference held in Geneva, Switzerland.
In his address, Dr. Basuki cited reductions in the country’s water pollution levels that have been achieved through the implementation of the “Clean Rivers, Clean Harbors” program. He explained that the program has sought to reduce the levels of fecal coliform and other hazardous pollutants present in the rivers and harbors of Indonesia. In implementing the program, the Ministry of Environment and Forestry has worked in collaboration with local and regional governments, as well as private industry.
In addition, Dr. Basuki pointed to Indonesia’s commitment to diverting 30 percent of the nation’s water for agricultural and industrial uses by 2025, which he said would help promote self-sufficiency and economic growth. He noted that the government has also increased public awareness campaigns to educate citizens about the importance of water conservation and improved access through the distribution of grants to promote investments in piped water supply.
These initiatives have already begun to show results. In addition to the already-reported reduction in water pollution levels, the number of households with piped water connection has increased significantly. This has helped to improve the quality of life for many Indonesians who no longer have to worry about the availability of safe drinking water and has enabled the country to move towards achieving the goals set out in the Sustainable Development Goals.
By implementing these policies, and others like them, Indonesia is leading the way in tackling the very important issue of water security. Through continued commitment to the cause and further collaboration with the international community, the nation is set to be a beacon of hope in helping to ensure that the water resources of the world remain safe and secure for future generations to come.