Perpustakaan Jakarta Gelar Pameran Remy Sylado
INDOWORK.ID, JAKARTA: Perpustakaan DKI Jakarta menggelar pameran Remy Sylado yang menampilkan karya, lukisan, dan memorabilia budayawan tersebut besok Selasa, 28 Maret 2023 mulai pagi hingga malam hari.
Remy Sylado adalah sebagai seniman yang menekuni berbagai bidang. Agaknya mustahil untuk mendefinisikan Remy dalam satu lingkup kesenian saja. Sastra, musik, film, rupa, hingga jurnalistik adalah bagian dari dirinya yang tidak dapat dipisahkan.
PRODUKTIF
Pria kelahiran Makassar, 12 Juli 1945, ini adalah seniman yang kaya akan perspektif dan produktif sepanjang hidupnya. Dalam pameran ini, keragaman dan rentang kekaryaannya itu membawa pengunjung untuk mengenang Remy Sylado dengan kaca mata yang lebih luas.
Berbagai koleksi dan benda bersejarah, mulai dari koleksi karya, klipingan, lukisan, alat musik, kostum, hingga memorabilia ditampilkan agar publik merasa lebih dekat dan dapat mengapresiasi proses panjang Remy Sylado secara lebih utuh.
Acara ini dikurasi dan diselenggarakan oleh Perpustakaan Jakarta sejak 17 Maret 2023 hingga 7 April 2023 dan didukung oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta dan Jakarta City of Literature.
LIMA DEKADE
Pria bernama asli Japi Panda Abdiel Tambajong yang meninggal pada 12 Desember 2022 adalah keturunan Minahasa, Sulawesi Utara. Kariernya berlangsung lebih dari lima dekade, sebagai aktor ia muncul di belasan film layar lebar dan merupakan salah satu aktor paling disegani di generasinya. Ia juga seorang penulis aktif yang beberapa karyanya telah diadaptasi ke layar lebar. Salah satu film populer yang pernah dibuat berdasarkan tulisannya adalah Ca-bau-kan (2002) dari novel berjudul sama Ca-bau-kan: Hanya Sebuah Dosa (1999).
Penampilannya dalam drama romantis Tinggal Sesaat Lagi (1986), drama keluarga Akibat Kanker Payudara(1987) dan drama keluarga 2 dari 3 Laki-Laki (1989) mendapatkan apresiasi dan pujian kritis, yang kesemuanya itu membuatnya mendapatkan nominasi untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia, ketiganya sebagai Aktor Pendukung Terbaik.
MASA KECIL
Dia besar di lingkungan keluarga Tambayong di Malino, Ujung Pandang (kini Makassar). Masa kecil dan remajadihabiskan di Semarang dan Solo. Sejak kecil hobi bertanya tentang banyak hal terkait dengan urusan agama. Latar belakang agamanya yang kuat membuat orang tua Yapi mengirimnya untuk bersekolah ke seminari.
Ia memulai karier sebagai wartawan majalah Tempo (Semarang, 1965), redaktur majalah Aktuil Bandung (sejak 1970), dosen Akademi Sinematografi Bandung (sejak 1971), ketua Teater Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung. Dia menulis kritik, puisi, cerpen, novel (sejak usia 18), drama, kolom, esai, sajak, roman populer, juga buku-buku musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi.
PUISI MBELING
Remy terkenal karena sikap beraninya menghadapi pandangan umum melalui pertunjukan-pertunjukan drama yang dipimpinnya. Ia juga salah satu pelopor penulisan Puisi mBeling bersama Jeihan dan Abdul Hadi WM.
Selain menulis banyak novel, ia juga dikenal piawai melukis, berdrama, dan tahu banyak akan film. Saat ini ia bermukim di Bandung. Remy pernah dianugerahi hadiah Kusala Sastra Khatulistiwa 2002 untuk novelnya Kerudung Merah Kirmizi.
MUNSYI
Remy juga dikenal sebagai seorang Munsyi, ahli di bidang bahasa. Dalam karya fiksinya, sastrawan ini suka mengenalkan kata-kata Indonesia lama yang sudah jarang dipakai. Hal ini membuat karya sastranya unik dan istimewa, selain kualitas tulisannya yang tidak diragukan lagi. Penulisan novelnya didukung dengan riset yang tidak tanggung-tanggung.
Seniman ini rajin ke Perpustakaan Nasional untuk membongkar arsip tua dan menelusuri pasarbuku tua. Pengarang yang masih menulis karyanya dengan mesin ketik ini juga banyak melahirkan karya berlatar budaya di luar budayanya. Di luar kegiatan penulisan kreatif, ia juga kerap diundang berceramah teologi.
Remy Sylado pernah dan masih mengajar di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan Jakarta, seperti AkademiSinematografi, Institut Teater dan Film, Sekolah Tinggi Teologi. Dia seorang poliglot, menguasai banyak bahasa. Dalam beberapa kesempatan, dia sering berpakaian serbaputih sebagai ciri khasnya.
The term “memorabilia” is used to describe items and objects of sentimental value that are kept as a reminder of a person, place, thing, or event. These items can hold a great deal of emotional power and can allow people to look back on times that made a great impression on them.
One of the most popular forms of memorabilia are vintage photos, postcards, and books. These items are often a reminder of a time before digital photography, and often have a sense of nostalgia associated with them. Some collectors search for newspapers and magazines from their heyday to add value to their collection.
Other popular types of memorabilia include art, jewelry, music, clothing, hobbies, and toys. Art can evoke memories of the time period it was created in, while music may be the soundtrack to your life. Jewelry and clothing can also be meaningful keepsakes, particularly if they have a personal connection to the family or are hand-crafted with sentimental value. Hobbies and toys provide a reminder of the fun we had as a child, while also providing a connection to the younger generation.
Of course, not all memorabilia is physical. Digital memorabilia can also be powerful and meaningful. Photographs, videos, and social media posts can all bring back fond memories of a particular time and event.
It’s no wonder that many people choose to collect memorabilia. It has the power to conjure up feelings of nostalgia and evoke a deeper emotional connection to the past. It can be a great way to pass down stories, traditions, and values from one generation to the next. Collecting memorabilia is an excellent way to celebrate and preserve the moments that meant something in your life.