Indonesia sebagai Ajang Pertempuran Penjualan Produk Otomotif di ASEAN
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Indonesia terjepit oleh dua negara besar di bidang otomotif yaitu India dan Thailand.
Persaingan Indonesia dengan India dan Thailand di Pasar Mobil ASEAN
Kedua negara ini sedang mengalami penurunan pasar yang berarti juga terjadi kapasitas lebih di kawasan regional. Berbeda dengan China yang konsumennya menghendaki mobil berukuran besar.
Kedua negara terakhir ini sebagai layaknya negara berkembang, memiliki preferensi terhadap produk yang hampir sama dengan Indonesia. Namun, keduanya memiliki rantai pasok komponen yang jauh lebih kuat daripada Indonesia.
Pasar Indonesia saat ini sedang menurun. Akibat terpaan krisis ditambah pandemi yang pada 2020 lalu hanya memproduksi sekitar 690.000 unit dan menjual sekitar 532.000 unit. Sehingga perkiraan penjualan sampai akhir 2021 juga masih dipertanyakan.
Di Asean, Indonesia adalah yang paling prospektif karena memiliki pasar besar dan terus bertumbuh. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, jumlah populasi, juga besarnya wilayah, Berbeda dengan Thailand yang juga besar tapi stagnan.
Malaysia juga memiliki pasar yang sedang dan stagnan, Filipina memiliki pasar yang sedang tapi tumbuh, serta dari Vietnam, Singapura, dan Brunei Darussalam yang memiliki pasar kecil, hanya Vietnam yang pasarnya bertumbuh. Melihat kondisi ini Asean yang merupakan pasar mobil kelima terbesar di dunia, maka Indonesia lah yang akan menjadi ajang pertempuran penjualan produk otomotif di masa depan.
Dalam mengisi keinginan pasar yang semakin menuntut dan beragam, tantangan ke depan adalah untuk meningkatkan kemampuan R&D melalui inovasi desain komponen yang kreatif. Dengan mengadopsi teknologi mutakhir yang tepat guna bersiap menghadapi target di 2025 (misalnya NEV dan BEV).
Tantangan Indonesia dalam Menghadapi Pasar Mobil ASEAN
Namun bila itu semua hanya diserahkan pada pelaku industri tanpa bantuan pemerintah dan semua stakeholders, akan sangat sulit bagi industri kita untuk bisa maju melompat. Pelaku industri perlu bantuan pemerintah dan stakeholders agar industri dapat maju secara cepat, bukan hanya satu langkah demi satu langkah.
Tantangan yang harus diatasi segera antara lain ketergantungan pada bahan dan komponen impor. Peningkatan skala produktivitas dan kompetensi industri serta tenaga kerja, serta mempersiapkan kemampuan untuk menjadi pengekspor komponen.
Di sisi lain, yaitu di bidang industri komponen. Banyak pemain lokal yang melaporkan bahwa begitu banyak industri berskala kecil-menengah dari luar negeri yang berinvestasi di dalam negeri, dan jumlah mereka semakin besar.
Dari sisi investasi hal ini cukup menggembirakan. Namun, bagi para pemain lokal yang sudah bekerja keras puluhan tahun mengikuti permintaan para perakit, hal itu dirasakan sebagai tidak “fair”. Hal ini dikarenanakan para pemain komponen luar negeri ini datang setelah pasar dalam negeri sudah besar seperti saat ini.
Pada saat pasar masih sangat kecil, hanya pemain lokal yang merasakan pahit-getirnya memasok komponen. Apalagi, khususnya ketika pemerintah mencanangkan Program Penanggalan Komponen.
Adalah lumrah di dalam bisnis apabila faktor kualitas, harga, dan waktu penyerahan dapat dipenuhi, maka faktor lain akan sangat memengaruhi keputusan dalam membeli, misalnya kesamaan bahasa ataupun negara asal.