Geofoam EPS, Teknologi Konstruksi Jalan Tol Cisumdawu
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) memiliki teknologi khusus yang diterapkan dalam pembangunan Tol Cisumdawu, yakni teknologi geofoam EPS yang diterapkan pada pembangunan Seksi 5A di Desa Cipamekar, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.
Pada Seksi 5A ini, terdapat bagian tanah labil dan berair sehingga tidak bisa ditangani dengan urugan atau konstruksi biasa. Ini yang pertama dikerjakan dengan skala massal dengan volume hampir 40 ribu m3. Timbunan ringan ini akan mengurangi risiko longsor.
Geofoam EPS adalah material yang berbentuk balok-balok berbobot ringan dan sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil.
Jalan tol ini rencananya beroperasi seluruhnya pada Juni 2023. Ruas ini sekaligus juga untuk mendukung operasional Bandara Kertajati.
Konstruksi Tol Cisumdawu Seksi 4 – Seksi 6 (Cimalaka – Dawuan) sepanjang 29,3 kilometer(km) pada awal Juni 2023, sehingga dapat beroperasi seluruhnya sepanjang 62 km. Sebelumnya saat mudik Lebaran 2023 lalu, Seksi 4-6 Tol Cisumdawu sudah dibuka fungsional.
Saat ini pada ruas Tol Cisumdawu telah beroperasi Seksi 1 Cileunyi – Pamulihan (11,45 Km) sejak Januari 2022. Diikuti dengan Seksi 2 Pamulihan – Sumedang (17,05 Km) dan Seksi 3 Sumedang – Cimalaka (4,05 Km) yang beroperasi sejak Desember 2022 guna mendukung kelancaran lalu lintas selama Natal dan Tahun Baru 2022/2023.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dalam laporan kunjungannya ke lokasi yang dipublikasi humas PUPR, mengatakan proyek tersebut rencana akan selesai total pada Juni 2023.
Tol Cisumdawu terdiri dari 6 seksi yang dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan biaya konstruksi Rp5,5 triliun. Dari keenam seksi, Seksi 1 dan 2 dikerjakan oleh Pemerintah sebagai bagian dari viability gap fund (VGF) guna menaikkan kelayakan investasi tol tersebut. Sementara Seksi 3-6 dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol PT CKJT.