Semen Baturaja Kebangkan Bahan Alternatif dari Limbah
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: PT Semen Baturaja Tbk sedang mengembangkan bahan bakar alternatif yang berasal dari limbah. Perusahaan juga memanfaatkan energi panas sisa atau waste heat dari rotary klin sebagai udara pengering pada proses penggilingan bahan mentah dan semen. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang boros emisi.
Hari Liandu, Vice President of Corporate Secretary Semen Baturaja bilang, selain pakai bahan bakar alternatif, mereka juga menyusun inisiatif lain. Salah satunya memanfaatkan artificial intellegence (AI) dalam pengendalian produksi, agar menjadi lebih efisien dan terukur.
Hari juga melakukan penambahan cement grinding aid (CGA) dalam proses penggilingan semen. Proses CGA ini rupanya mampu menurunkan pemakaian bubuk terak dan meningkatkan kualitas produk semen.
“Kami juga melakukan optimalisasi fly ash bottom ash/FABA (abu sisa pembakaran batubara) sebagai bahan substitusi terak pada proses penggilingan semen,” ungkap Hari.
Perusahaan berkode saham SMBR ini juga memproduksi semen PCC, semen rendah emisi karbon seperti yang dicari oleh Agus.
Agar produk tersebut bisa disebut sebagai produk ramah lingkungan, SMBR mengurus sertifikasi green label pada semen tersebut.
“Emisi karbon yang dihasilkannya lebih rendah hingga 38% dibandingkan semen konvensional atau ordinary portland cement (OPC),” tambah Hari.
Nah, upaya itu ternyata memberi dampak signifikan ke bisnis SMCB. Ini terlihat dari penurunan emisi karbon perusahaan. Dalam rencana, SMBR menargetkan intensitas produksi karbon tahun ini sebesar 572,6 kg CO2 per ton semen.
Hasilnya, sampai kuartal III-2024 posisinya lebih baik dan turun menjadi 567,4 kg CO2/t semen. “Kami menjalankan berbagai program dan inisiatif yang mendukung aspek lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (ESG),” klaim Hari.