Menimbang Wacana Isu Merger BUMN

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali berbenah. Kali ini ada tiga program besar yang dikaji untuk mewujudkan efisiensi dan meningkatkan daya saing sektor-sektor usaha yang vital seperti konstruksi, pelabuhan, dan kereta api.

Satu langkah pertama yang digagas dalam program tersebut adalah penggabungan beberapa BUMN konstruksi besar. Integrasi pertama akan dimulai antara PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Hutama Karya.

Waskita Karya diharapkan dapat bertransformasi lebih baik di bawah pengelolaan Hutama Karya, membawa kapasitas yang lebih besar untuk proyek-proyek infrastruktur ke depannya.

Selain itu, penggabungan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan PT PP (PTPP) dan antara PT Adhi Karya (Persero) Tok (ADHI) dengan PT Brantas Abipraya (Persero) yang sedang dalam tahap kajian struktural.

Proses merger dilakukan bertahap. Meskipun sebagian integrasi sudah berjalan, seperti Waskita dan Hutama Karya yang sudah dalam proses penerbitan Peraturan Pemerintah (PP). Untuk keputusan akhir tentang struktur penggabungan WIKA dengan PP serta lainnya, ini masih dalam kajian

Berikutnya, jasa logistik dan angkutan atau transportasi laut juga menjadi fokus integrasi besar. Salah satunya adalah integrasi antara Pelindo (Pengelola Pelabuhan) dengan Pelni (Pengelola Feri) dan pengelola kapal laut lainnya.

Integrasi bertujuan untuk menciptakan ekosistem transportasi yang lebih terorganisir, dengan biaya logistik laut yang lebih efisien dan pelayanan transportasi penumpang yang lebih terintegrasi.

Kajian hukum dan ekonomi terkait integrasi ini sedang berlangsung, dan hasil akhir diperkirakan dapat dipublikasikan pada akhir triwulan pertama 2024.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap, merger atau penggabungan akan dilakukan untuk Pelni dan ASDP Indonesia Ferry dengan Pelindo telah mendapatkan restu dari Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi.

“Yang Pelindo, Pelni, ASDP. Kemarin kan kita udah sounding juga ke Menteri Perhubungan, beliau dukung (merger). Karena ini bagian solusi juga,” ungkap Erick saat ditemui di kantor BUMN.

Erick juga menjelaskan, merger Pelindo-ASDP-Pelni termasuk dalam program pemangkasan perusahaan BUMN dari 47 perusahaan menjadi 30 saja.”Ya termasuk bagaimana konsolidasi dari 47 perusahaan (BUMN) ke 30 itu,” tambah Erick.

Tak hanya itu, dalam jangka waktu lima tahun mendatang, Kementerian BUMN ungkap Erick telah menyiapkan setidaknya 45 program strategis, termasuk konsolidasi BUMN.

Merger INKA dan KAI

Selain integrasi sektor konstruksi integrasi BUMN yang sedang digagas adalah antara PT INKA (Industri Kereta Api) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

INKA, sebagai produsen kereta api, kini sedang mempersiapkan prototipe kereta rel komuter pertama di Indonesia, yang rencananya diluncurkan pada Januari 2024.

Tiko menambahkan, meski INKA pada dasarnya adalah produsen, integrasi diharapkan bisa memperkuat sinergi pengelola kereta api dan produsen kereta itu sendiri, sebagaimana dilakukan oleh negara-negara besar seperti Tiongkok, yang telah berhasil mengintegrasikan pengelola kereta dan pabrik pembuatannya dalam satu ekosistem.

Namun proses integrasi ini masih dalam kajian menyeluruh untuk mengevaluasi kemampuan finansial dan kualitas yang ditawarkan INKA.

Tiko memastikan, integrasi untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing BUMN, di dalam negeri maupun global. Ia juga menyatakan tidak akan ada efisiensi pegawai akibat merger tersebut.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis