Gedung Kementerian Keuangan

Sektor Keuangan Indonesia Harus Keluar dari Lingkaran Setan

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Sektor keuangan Indonesia harus keluar dari lingkaran setan utang yang membelit, agar anggaran Negara yang terbatas, bisa lebih berguna bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Sektor keuangan Indonesia memprihatinkan. Dalam kata yang lebih menyengat: babak belur! Rupiah terus melemah, IHSG terus melorot, dana asing lanjut pull out. Di Bursa Efek Indonesia, Santa rally sepi. Window dressing, kering. January Effect mandeg.

Awal tahun adalah saat para fund managers melakukan dan melanjutkan adjustment ulang komposisi portfolio. Reposisi. Relokasi. Bobot saham-saham Indonesia semakin kerdil dalam berbagai indeks internasional. Sejalan dengan itu, passive funds akan mengurangi porsi saham saham BEI dalam portfolio mereka. Empat hari pertama perdagangan di bursa saham, asing sudah mencatat net sell sebesar Rp2,7 triliun. Asing melakukan bazzzaaarr besar di pasar.

3 FAKTOR UTAMA

Dari faktor eksternal, di luar suhu geopolitik, yang menurut perkiraan saya, akan mulai mendingin dan mendingan tahun ini, saya menerawang tiga faktor utama yang akan menentukan gerak IHSG tahun ini.

Pertama, perang dagang. Begitu Trump masuk kembali ke Gedung Putih, akhir bulan ini, perang dagang akan dimulai. Saya berada di barisan yang berpendapat bahwa sikap proteksionistis bukan cara yang bagus membangun kembali suatu perekonomian. Aktivitas ekonomi global akan menyusut, menyeret ekonomi domestik menjadi lebih kerdil. Ketika kita menutup pintu bagi tetangga, maka tetangga pun akan menutup pintu nya bagi kita. Dan kita set back kembali ke perekonomian primitif.

Namun saya tidak melihat perang dagang ala DT punya dampak signifikan terhadap peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan negara-negara yang kreatif dapat menjadikannya sebagai tantangan dan peluang. Produk baru, pasar baru, ekspansi, dan relokasi bisnis.

Kedua, adalah trend ekonomi China. Punya dampak yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. China adalah motor penggerak ekonomi global paling menentukan. Mitra dagang utama Indonesia. Sejak krisis properti 2021, ekonomi China mengalami perlambatan. Konsumsi dalam negeri melemah. Penanaman modal langsung (FDI) menurun. Geliat ekonomi China menentukan harga komoditas utama Indonesia. Mudah mudahan peningkatan rencana deficit 2025 – rencana penerbitan obligasi pemerintah sebesar CNY 3 triliun, tahun ini, mampu menjadi pemicu dan daya dorong tambahan.

TINGKAT BUNGA

rupiah turun

Faktor paling dominan mempengaruhi IHSG, menurut saya, adalah tingkat bunga dan pelemahan rupiah. Pemotongan pajak DT akan meningkatkan hutang AS. Proteksi memicu inflasi. The Fed telah menurunkan FFR 100 basis point selama 2024. Alih alih turun, imbal hasil treasury malah naik 100 basis point dari 3,6% pada September menjadi lebih dari 4,6% (10-Y, mendekati 4,7%) saat celoteh ini saya ketik. Pengaruhnya bagi bursa saham dan ekonomi Indonesia sungguh berat. Tingkat bunga sulit turun, USD menguat (rekor DXY di atas 109), biaya dana tetap tinggi, beban utang makin naik dan rupiah makin loyo. Semua itu menjadi penghalang portfolio investment.

Kondisi internal, dalam pandangan saya, memperburuk keadaan. Contoh kecil, interpretasi ulang kenaikan PPN pada detik-detik terakhir tutup tahun 2024, bercerita banyak tentang birokrasi pemerintahan baru. Perencanaan yang lamban, pengambilan keputusan berbelit dan efisiensi yang rendah

Membersihkan korupsi, pungli, biaya siluman nyaris menjadi hal yang mustahil, ketika mayoritas pejabat penyelenggara negara berlepotan kotoran. Mohon maaf, di sini, saat ini, tidak ada kepastian hukum, korupsi merajalela, birokrasi yang tidak efisien, berbelit dan korup, SDM yang tidak kreatif, tidak produktif dan etos kerja yang buruk. Kata keadilan menjadi absurd. Hukum yang kehilangan hikmah. Pajak yang jadi palak. Polisi yang lebih berbahaya dari polusi. Mohon dimengerti kalau investasi, terutatma FDI, akan bersikap wait and see. Atau bahkan hengkang sama sekali.

LINGKARAN SETAN

Kita harus keluar dari lingkaran setan utang yang membelit, agar anggaran Negara yang terbatas, bisa lebih berguna bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Program MBG adalah program mulia. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membantu pemerataan pendapatan. Namun perkiraan saya, tidak banyak berfungsi dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi membutuhkan perbaikan produktivitas di semua lini, di semua tingkatan. MBG harus tepat sasaran dan punya batas waktu. Bila tidak ada bahaya di balik itu. Moral hazard, kemalasan dan sindrom ketegantungan.

Hasan Zein Mahmud

Kita berharap banyak dari hilirisasi. Peningkatan peran industrialisasi dalam ekonomi, penciptaan nilai tambah dan perbaikan produktivitas. Namun hilirisasi, membutuhkan perencanaan yang komprehensif, ketekunan dalam pelaksanaan dan kebersihan para penyelenggara. Di dataran teknis membutuhkan teknologi yang lebih canggih, SDM yang lebih berkualitas, dan penetrasi pasar yang gencar.

Kalau perbaikan di dalam negeri berjalan lancar, kita bisa berharap 2025 menjadi tahun transisi.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis