Menjalin Hubungan Jangka Panjang dengan Saham BRMS

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: BRMS adalah saham yang paling akrab dengan portfolio saya. Dalam rentang 8 tahun, sudah dua kali cerai dan dua kali rujuk.

Pada pertengahan 2017 – saat pertama aktif cari asap dapur di bursa saham, saya kumpulin BRMS pada harga gocap. Perusahaan belum beroperasi komersial. Pendapatan hanya dari jasa tambang. Kumulatif rugi dalam neracanya gede. Tapi nyaris nggak punya utang (yang satu ini keajaiban grup Bakrie).

Saham itu saya lego habis ketika hargany mencapai 210, sudah lupa persisnya tahun berapa.

Ketika perusahaan mempersiapkan pabriknya yang kedua di Poboya, dan harga mengambang di sekitar Rp160-an, saya mengakumulasi sendok demi sendok. Sayangnya saya menjual terlalu dini. Cashing out total di Rp224.

Kali ini rujuk yang ke dua kali. Saya mengumpulkan BRMS lot demi lot. Rata-rata harga beli saya sekitar sama dengan harga saat ini, Rp286.

Kali ini saya merencanakan hubungan jangka lebih panjang. Sampai emas bawah tanah BRMS masuk pasar. Entah kapan. Semoga jadwal yang diumumkan perusahaan bukan jadwal karet, seperti pada kebanyakan BUMN.

Hasan Zein Mahmud

Kalau klaim perusahaan benar, kandungan emas bawah tanah itu mencapai 4,3 gram per ton, sepanjang bacaan saya, merupakan salah satu rendemen paling tinggi.

Pernah aku bercanda mengatakan strategi investasiku adalah strategi nabi Khidir.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis