
Cerita Mudik, Menikmati Perjalanan Lancar Jaya…
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Penulis melakukan perjalanan menelusuri kesiapan sarana dan pelayanan mudik lebaran 2025. Dimulai dari keberangkatan yang dimulai pada Sabtu, 29 Maret 2025, tepatnya pukul 06:00 dari Citra Indah, Jonggol, Kabupaten Bogor, pada pukul 06.30 WIB.
Awalanya, perjalanan melewati Cibarusah, Kabupaten Bekasi, menuju akses Lippo Cikarang. Dalam perjalanan terlihat beberapa toko dan rumah makan tutup. Aktivitas jalan sepi.
Hanya ada dua titik keramaian sepanjang perjalanan dari Jonggol ke Cikarang yaitu di Pasar Jonggol dan Pasar Serang Baru. Aktivitas masyarakat berbelanja dengan sajian khas hewan unggas di depan pasar dengan menjual ayam,, bebek, dan entok.
Setelah sampai Lippo Cikarang, perjalanan mengarah ke Gerbang Tol Cibatu untuk masuk ke Jalan Tol Cikampek, tepatnya di KM 35. Situasi sangat sepi terlihat dari deretan ruko yang tutup dan lalu lintas yang lengang.
Kemacetan langsung menyambut seketika setelah masuk melalui interchange Gerbang Tol Cibatu. Kecepatan hanya mencapai 5-10 KM/jam.
Kemacetan disebabkan karena tumpukan kendaraan yang ingin masuk ke rest area dan pertemuan dari Ruas Tol Cikampek II Elevated MBZ.
Kemacetan terus berlanjut sampai dengan KM 57, tepatnya setelah rest area. Perjalanan mulai menandakan keterangan hijau di Google Map. Total waktu tempuh kurang lebih sekitar 4 jam dihabiskan di Tol Cikampek, dari waktu normal sekitar 1-2 jam.
Penulis melanjutkan perjalanan, ketika masuk di KM 70 Ruas Tol Cikampek menuju Cikopo, petugas jalan tol membuka contraflow untuk 1 jalur kendaraan. Sempat ada pengumpulan atrian masuk ke contraflow.
Kemudian, setelah KM 70 sampai dengan Kilometer 414 Semarang dilakukan rekayasa lalu lintas one way. Masuk ke wilayah Jateng, one way berlanjut sampai ke Km 414 Semarang hingga ke Km 459 Salatiga. Rata-rata pemudik menempuh perjalanan 5 jam dan 12 menit.
Selama perjalanan, penulis melewati beberapa kabupaten, dari Karawang, Subang, Cirebon, Brebes, Tegal, Pekalongan, Pemalang, Batang, dan Kendal.
Ketika melewati daerah Pejagan, Gebang Tol ditutup imbas beberahari hari sebelumnya sempat macet dengan antrian kendaraan karena saldo e toll yang kurang dari para pengendara. Kemacetan berimbas sampai beberapa kilometer.
Penulis sampai di Gerbang Tol Kalikangkung pada 16.58 WIB. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Jalan Tol Semarang sampai pada pukul 17.30 WIB. Kesibukan di rest area menjelang berbukan puasa sangat padat. Bahkan sempat di beberapa rest area ditutup karena kepadatan lalu lintas.
MENIKMATI SOTO SEGER
Karena tidak sempat buka puasa di rest area, penulis meneruskan perjalanan ke Ruas Tol Semarang-Solo. Sampai akhir, keluar di Gerbang Tol Ngemplak.
Segera setelah itu, penulis mencari tempat berbuka puasa dengan sajian khas di Soto Seger Mbok Sutiyem. di Jetis, Sawahan, Kec. Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tepatnya di dekat pasar Gagan Boyolali
Tersedia menu Soto Ayam dan Sapi dengan porsi sedang (Rp7 ribu) dan besar (Rp8 ribu), juga nasi pecel dilengkapi dengan telur asin. Di samping itu, untuk sajian pendamping tersedia di meja, ada tahu, tempe, perkedel, dll. Suatu hidangan sandingan yang khas dari soto seger.
Saya menikmati buka puasa dengan sajian teh pucuk yang sepertinya sudah menjadi kolaborasi bersama dengan Mbok Sutiyem.
Setelah menyantap hidangan, saya pun melanjutkan perjalanan.
Malam hari di Kota Solo disambut dengan terangnya suasana sehabis berbuka puasa. Terlihat beberapa restoran masih sibuk dan ramai pengunjung. Nampak begitu kentara kuliner yang sedang viral di Solo yaitu Batagor dan Siomay Mang Edi yang cabangnya di mana-mana.
Perjalanan berlanjut ke arah Sukoharjo. Sepanjang perjalanan navigasi terasa lurus tanpa belokan yang berarti. Sekira 26 KM perjalanan melewati Sukoharjo baru sampai di Kota Wonogiri,tetapnya di Alun-alun Giri Krida Bakti. Lalu diteruskan ke Jl. Diponegoro ke arah Ngadirojo. Sampai di sini, kontur jalan masih lurus.
Setelah Ngadirojo, jalan mulai berkelok dan turun naik. Salah satu yang khas dari jalan di Wonogiri adalah pemandangan yang indah, kadang bertemu persawahan dan tebing batu. Tapi karena malam hari, tidak terlihat begitu nampak.
Sampai di Pasar Purwantoro pukul 11.00 WIB. Purwantoro adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Merupakan salah satu wilayah paling timur di Kabupaten Wonogiri yang langsung wilayah berbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dengan Ponorogo, Jawa Timur.
Secara Geografis, karena karena berbatasan, secara budaya pun lebih dekat dengan budaya Jawa timuran.
SAMPAI DI KAMPUNG
Penulis menyempatkan beristirahat sejenak di Pasar Purwantoro, yang juga dekat dengan alun-alun, untuk membeli beberapa makanan untuk sahur. Kemudian tidak beberapa lama, melanjutkan kembali ke Desa Biting, yaitu tujuan akhir dari mudik.
Desa Biting sendiri, terletak paling timur dari Puwantoro. Sebagian wilayahnya masuk ke Jawa Timur, sementara setengahnya lagi di Jawa Tengah. Dinamakan Biting karena artinya perekat, yaitu mengikat dua wilayah yang berbeda.
Sepanjang mudik kali ini, dalam perjalanan, sangat terlihat strategi penanganan kemacetan sudah sangat baik. Dalam merespons penanganan lalu lintas juga sangat terlihat ketanggapan petugas, terlihat beberapa kali mobil derek sigap membantu pengemudi yang mogok.
Fasilitas di beberapa rest area juga sangat lengkap. Posko diramaikan oleh para petugas yang berjaga dan menerima pengaduan. Semua berjalan dengan baik. Patut disyukuri dan semoga berkah.