
Mengenang Eddie Nalapraya, Berikan Bea Siswa Lebih Besar
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Pada 1987 saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama SMP di Jakarta, sering baca-baca berita di tengah waktu istirahat ketika berdagang koran. Koran memberitakan tabrakan dahsyat antarkereta di Bintaro, Jakarta Selatan, pada 19 Oktober 1987 yang banyak menelan korban.
Seingat saya ada berita headline di koran Pos Kota yang memberitakan “sidak” inspeksi mendadak wakil gubernur DKI Jakarta bidang pemerintahan H. Eddie M. Nalapraya ke lokasi kejadian saat itu.
Pos Kota memberitakan Pak Eddie M. Nalapraya banyak membantu korban musibah tabrakan itu. Namun sayang ada seorang ibu yang memanfaatkan kedermawanan beliau. Hasil investigasi wartawan menunjukkan bahwa ibu tersebut bukan korban atau keluarga korban. Kesan pertama saya, ia adalah seorang yang sangat dermawan. Saking dermawannya, ia tidak pilih-pilih orang yang akan ditolongnya.
Almarhum Mayjen TNI (Purn) Dr. H.C. Haji Marjoeki Nalapraya berpulang ke rahmatullah pada hari ini Selasa, 13 Mei 2025 pukul 09.50 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta Selatan setelah dirawat kurang lebih 39 hari.
KENAL PERTAMA KALI

Eddie M. Nalapraya bersama Pembina dan Pengurus Forum Jurnalis Betawi
Alhamdulillah, 9 tahun kemudian, tepatnya pada Agustus 1996 saya dapat berkenalan dengan beliau lewat organisasi Forum Studi Pemuda Betawi (FSPB). Saat itu ia sebagai Ketua Umum Bamus Betawi. Badan Musyawarah yang menaungi organisasi-organisasi masyarakat Betawi.
Kesan yang pernah melekat pada diri saya saat remaja bahwa ia adalah orang yang dermawan, terbukti sepuluh tahun kemudian pada 1997. Awal Agustus 1997, setelah setahun pertemuan kami di forum-forum kebetawian, saya melaporkan kepadanya bahwa saya telah mendapat komitmen beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2 di Universitas Indonesia dari seorang tokoh Betawi.
Mendengar kabar tersebut, maka ia segera menelepon sang tokoh yang sudah siap membiayai kuliah saya itu. Apa katanya ?
“Ente mao biayain kuliah S2 Saiful ?”
“Iye, Beh…” jawab suara telpon di seberang sana singkat.
Lalu beliau jawab lagi,
“Kalo begitu gini, kite sarang gantian. semester ini aneyang bayar. Semester depan ente, demikian seterusnye”.
Demikian ia ambil keputusan cepat dengan logat Betawinya yang kental. Komitmen membiayai kuliah saya di S2 Ilmu Komunikasi UI selama selama semester sebesar Rp12 juta.
Namun apa yang terjadi ? Saya menerimanya jauh lebih banyak, lebih dari dua kali lipat jumlah yang dijanjikan. Saya menerima sebesar Rp26,5 juta hingga lulus meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi pada 2000.
Berbekal ijazah S2, saya diterima sebagai dosen di almamater Universitas Indonesia. Kemudian saya diterima sebagai PNS Departemen Kehutanan pada 2003.
Terima kasih Pak Haji Eddie Mardjoeki Nalapraya. Allohummaghfir lahu. Warhamhu. Wa afihi. Wa’fu anhu.
Ya Alloh ampunilah segala dosa beliau. Kasihilah beliau. Berilah keselamatan. Ampunilah. Allohummaj al kobrohu roundhah min riyadhil jannah. Ya Allah, jadikanlah kuburnya taman bagian dari taman surga. Amin.
Saya bersaksi, “Innahu min ahlil khoir”. Saya bersaksi, “Sesungguhnya, beliau orang baik”.
Kata Nabi SAW, “Wajabat lahul jannah” Wajiblah baginya surga. Aamiin. nWallahu ‘alam bisshawab
*) Ditulis oleh Saiful Latief bin H. Rohmani Musa