
Harga Waran HAJJ Jauh Tertinggal, Gain Tetap Tinggi
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Saham HAJJ terjun bebas tanpa payung. Dari titik tertingginya hari ini, 388, terhempas ke cadas ARB, 256. Turun lebih dari 11%. Turun 9,86% dari harga closing kemarin, 284.
Fenomena HAJJ bukti empiris tentang pasar yang tidak efisien. Investor yang jeli bisa memperoleh abnormal profit dari pelaksanaan waran. Gejala yang wajar pada saham dengan kapitalisasi mikro dan likuiditas tipis.
Dengan kapitalisasi di bawah Rp600 miliar, institusi dan investor besar tentu enggan masuk ke saham ini.
Selama 3 bulan terakhir, harga saham HAJJ sudah naik 73%. Bahkan kalau dihitung dari harga terendah 3 bulan, Rp143 ke harga tertinggi Rp288, HAJJ sudah naik 101%.
HARGA WARAN TERTINGGAL
Sementara harga warannya, tertinggal di belakang. Ini contoh data harian yang saya ingat. Saat harga saham HAJJ Rp234, harga waran nya masih mengambang di Rp15.
Waran adalah hak untuk membeli saham atau kewajiban dari suatu perusahaan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/perusahaan emiten.
Dengan harga pelaksanaan Rp175, investor bisa mendapatkan keuntungan abnormal Beli waran Rp15, tebus saham Rp175, modal total Rp190. Dua hari kemudian – asumsi harga tetap, realitanya naik – dapat keuntungan Rp44 per saham. Keuntungan 23% dalam dua hari.
Jujur, sambil berceloteh terus, saya memanfaatkan peluang itu. Nampak nya pelan pelan peluang itu mulai ditangkap lebih banyak investor ritel.
Harga waran dalam waktu singkat melonjak dari Rp15 ke Rp37. Selama 2 minggu, hampir 47 juta saham baru diterbitkan sebagai pelaksanaan waran.
Tentu semua memburu abnormal return. Take profit begitu saham diterima. Membanjiri pasokan di pasar sekunder.

Hasan Zein Mahmud
Tentu saja wajar kalau ARB (Auto Reject Bawah). ARB adalah batas maksimal penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan. Ketika harga saham mencapai batas ARB, sistem BEI akan menolak semua penawaran jual dengan harga lebih rendah dari batas tersebut.
Aku jujur, sudah sempat menikmati makan siang gratis.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id.