PT Gaya Motor Produksi Toyota Bekas Perusahaan Belanda
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Dalam sambutan pada acara peresmian pabrik perakitan PT Gaya Motor di Jakarta pada 6 Agustus 1970, Presiden Soeharto mengatakan urgensi pembangunan. Dia menegasan pentingnya pencukupan keperluan kendaraan bermotor komersial. Terkhusus truk dan bus yang harus impor dalam keadaan terurai (CKD).
Dulunya, PT Gaya Motor adalah NV General Motors Java Handel Maatschappij, yang berdiri pada 3 Februari 1927, menjadi penyalurnya. Pabrikan dari Chevrolet, yakni General Motors, pun akhirnya mendirikan pabrik sejak 1938 di Tanjung Priok. Pabrik seluas 7 hektar itu, adalah perakitan mobil pertama di Indonesia dan terbesar se-Asia Tenggara di masanya.
Harga kendaraan yang terakit di dalam negeri lebih murah daripada produk impor yang sudah jadi. Dengan mengimpor kendaraan dalam keadaan terurai, selain menghemat devisa, juga sekaligus memberikan kemungkinan lebih besar kepada masyarakat untuk membelinya.
Selain itu, adanya perakitan kendaraan di dalam negeri akan mendorong perkembangan produksi body parts dan spare parts, serta perlengkapan lain dan jasa yang diperlukan. Semua itu bermaksud untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di Tanah Air.
PT Gaya Motor adalah perusahaan perakitan kendaraan bermotor yang berdiri di atas lahan seluas 33.000 meter persegi, dengan kapasitas produksi 300 unit per bulan.
Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara PT Astra International Inc dan pemerintah Indonesia. Kepemilikan saham masing-masing 60 persen berbanding 40 persen. Meski berstatus sebagai pemilik PN Gaja Motor, kepemilikan saham pemerintah Indonesia di PT Gaya Motor lebih rendah dari Astra International. Astra menjadi pemegang saham mayoritas.
Karena pemerintah saat itu memiliki kebijakan untuk mengurangi peran negara untuk membangun industri otomotif nasional secara langsung. Inilah awal mula negara mengurangi investasi langsungnya ke industri otomotif, serta lebih mendorong perusahaan swasta nasional masuk lebih jauh dalam membangun industri otomotif nasional.
Sejak Februari 1970, sebelum Presiden Soeharto meresmikan, PT Gaya Motor sebenarnya telah merakit kendaraan jip merek Toyota sebanyak 150 unit. Sebenarnya, itu adalah tahapan awal perakitan oleh PT Gaya Motor dengan bimbingan dari para ahli teknik Toyota dalam sebuah perusahaan patungan bernama PT Toyota Astra Indonesia.
Saat itu, Toyota mengharapkan dapat memproduksi 200 unit jip dan sedan di PT Gaya Motor setiap bulan. Kerja sama antara PT Astra International Inc dan Toyota Motor Co Ltd semakin mesra dengan kesepakatan mendirikan perusahaan patungan bernama PT Toyota Astra Motor pada 12 April 1971.
Perusahaan patungan ini berperan sebagai importir kendaraan Toyota, dengan kepemilikan saham PT Astra International Inc 51 persen dan Toyota Motor Co Ltd 49 persen. Selang setahun, PT Toyota Astra Motor juga berperan sebagai authorized distributor (distributor resmi) kendaraan Toyota di Indonesia.