Skin Gemoy Luntur dan Analogi Sepakbola dalam Debat Capres Ketiga
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Setelah debat ketiga calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024 persetruan antarpaslon makin menghangat. Publik mengungkap sisi lain dalam perdebatan itu mulai dari umpatan “bacot” hingga istilah ‘omon-omon’ yang menjadi populer.
Para pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD punya cara masing-masing mendukung idolanya pascadebat tersebut. Pembicaraan hangat di publik hingga hari ini adalah soal dukungan pasangan nomor urut 2 yang berteriak setiap kali Anies Baswedan berbicara.
TERIAK BACOT
Menurut jurnalis senior Uni Zulfiani Lubis, yang saat itu berada di tengah-tengah pendukung para Capres, dia menceritakan gambaran suasananya. Sang ibu yang mengenakan jilbab hitam itu terus-menerus meneriaki Anies ketika Capres nomor urut 1 itu berbicara.
“Terus-terusan teriak bacot dan huuu tiap Anies bicara,” ujar Uni dalam keterangannya di aplikasi X @unilubis (8/1/2024).
Menurut Uni, tempat duduk ibu tersebut merupakan yang disediakan untuk tamu undangan. “Padahal itu deretan tempat duduk buat undangan, panitia meminta si ibu pindah. Itu bukan tempat pendukung. Dia sempat ngeyel gak mau,” tulis Uni.
Ia menambahkan bahwa sampai pada tiga orang yang minta dia pindah, saat jeda jelang akhir segmen, ibu tersebut beranjak dari tempat duduknya. “Sampai tiga orang yang minta dia pindah. Saat jeda jelang akhir segmen, dia keluar,” ujarnya.
Sebagai yang duduk persis di belakang pendukung 2 dan 3, kata dia, para pendukung memang masing-masing meluapkan dukungannya. “Yang paling anteng pendukung 1. Mereka sorak-sorai juga, jumlah lebih sedikit, tapi gak sebrisik pendukung 2 dan 3. Ini fakta lapangan,” tandasnya.
KPU SERBA SALAH
Sementara itu, Muhammad Sulhi Rawi, jurnalis senior lainnya, berpendapat bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) serba salah KPU cari tema debat. Debat soal pertahanan, Prabowo diserang. Soal pertanahan, juga Menteri Pertahanan itu yang diserang.”Tema apa pun kayaknya memang Prabowo sansak hidupnya, susah dibela.” Ketika ditanya soal orang dalam (orda)l di Kemenhan, Prabowo malah ngajak COD (cast on delivery) alias bayar di tempat. Selain itu, banyak pernyataan Prabowo yang tidak nyambung dengan pertanyaan. “Perbandingannya ke Gaza, jaka sembung naik ojek. Nggak nyambung jek.”
Ia menganalogikan dalam debat kali ini, ibarat main bola, Anies menggunakan formasi 2-4-4 nyerang terus, sedangkan Prabowo dengan 7-2-1, strategi bertahan ‘parkir bus.’ Sementara itu Ganjar memakai pola 3-5-2 yang mengandalkan serangan balik.Sulhi sangat menyayangkan, Prabowo justru defensif, bahkan kelabakan di bidang yang sesungguhnya kekuatan dia. Ini pertanda daya pikirnya memang sudah sangat jauh menurun. Dia bahkan ngeles dengan nyuruh Anies belajar ekonomi lagi. “Emangnya gelar Ph.D di belakang nama Anies singkatan Pizza Hut Delivery apa?” katanya disambut derai tawa rekan lainnya. Menurut dia, kondisi ini sekaligus menunjukkan, selama jadi Menhan, hampir tidak ada kebijakan Prabowo yang bisa dibanggakan. “Ini nanti mirip ketika debat soal hukum, Mahfud pasti akan banyak diserang,” ia memperkirakan. Sedangkan mengenai poisisi capres dalam debat itu, ia mengatakan bahwa untungnya Ganjar yang di tengah . “Jika tidak, Prabowo kayaknya udah nampol Anies.” Sulhi juga menilai untuk buat generasi boomer, Ganjar memang kelihatan lebih “rapih” cara debatnya. Baby boomers adalah kelompok demografi menyusul Generasi Bisu dan mendahului Generasi X. Generasi tersebut umum diartikan sebagai orang-orang yang lahir dari 1946 sampai 1964, pada masa ledakan kelahiran setelah Perang Dunia II.
Sementara itu, wartawan senior lainnya, Sayadi, menilai Ganjar lebih baik pada debat ini. “Namun saya suka kegenitan gemoy jadi kebingungan sehingga bicara omon omon.”