Kutei North Hub di Geng North Jadi Proyek Monumental Hulu Migas

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mempercepat proyek strategis nasional di Wilayah Kerja North Gamal, Kalimantan Timur.

Proyek gas bumi jumbo itu ditargetkan mulai berproduksi pada 2027. Salah satu upaya ialah dengan melibatkan akademisi untuk belajar langsung di Eni Research Centre, Italia.

Pada 2023, perusahaan migas asal Italia, Eni, menemukan sumber gas dengan potensi 5 triliun kaki kubik (TCF) di Wilayah Kerja (WK) North Ganal atau Geng North, Kaltim.

Rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD) proyek disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 17 Agustus 2024. Berikutnya, dilakukan percepatan agar gas dapat dikomersialisasi.

Berdasarkan data Rystad Energy, selama ini, rata-rata kebutuhan waktu dari temuan (discovery) hingga final investment decision(FID) pada proyek gas bumi di Indonesia ialah 15 tahun.

Rata-rata kebutuhan waktu itu lebih lama ketimbang sejumlah negara Asia Tenggara lainnya, seperti Myanmar (11 tahun), Malaysia (9 tahun), dan Thailand (7 tahun). Salah satu kendala ialah terkait kapasitas dalam engineering.

Dalam rangka memangkas berbagai kendala keteknikan, SKK Migas melibatkan institusi pendidikan, berupa pelibatan akademisi sebagai subject matter expert (SME). Itu untuk memberi justifikasi ataupun evaluasi terhadap rangkaian proyek.

Proyek pertama SME itu ialah proses penyusunan dokumen front end engineering design(FEED) proyek Kutei North Hub (Geng North), di kantor pusat Eni di Milan, Italia.

Dalam SME pada proyek Kutei North Hub di Geng North, yang akan terlibat ialah para akademisi dari ITS dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ketut menuturkan, dalam pelaksanaannya juga diharapkan ada proses transfer pengetahuan. Di saat bersamaan, ada evaluasi yang dilakukan secara komprehensif.

Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo menuturkan, kolaborasi tersebut menjadi bagian dari upaya menjadikan SKK Migas sebagai center of exellence.

Dengan demikian, diharapkan akan ada kesesuaian konsep pengembangan lapangan serta memprioritaskan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam spesifikasi teknis proyek.

Di samping itu, proyek tersebut juga memanfaatkan teknologi mutakhir yang dimiliki oleh Eni Research Centre di Milan, yang terkenal akan reputasinya di dunia hulu migas.

”Nantinya diharapkan akan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia dalam pengembangan hulu migas. Ini wujud multiplier effect (efek pengganda) dari industri hulu migas,” tuturnya.

Proyek kolaborasi di Milan tersebut diharapkan dapat tuntas akhir tahun ini. SKK Migas pun menargetkan pada 2025 proyek ini sudah mencapai tahap FID atau komitmen akhir investasi. Proyek tersebut diharapkan on streampada triwulan II-2027.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis