Kesatria Sejati Junjung Tinggi Pengabdian dan Pengorbanan

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Di Padang Kurusetra yang dipeluk senyap, anyir darah tiba-tiba berubah menjadi wangi cinta. Kesunyian, boleh jadi, adalah sahabat sejati yang tak pernah berkhianat.

Dalam epos Mahabrata, Dewabrata adalah kesatria sejati. Mengangkat tinggi nilai pengabdian dan pengorbanan, mengubur dalam dalam kemanjaan ego. Ksatria tanpa tandingan ini justru mengorbankan semua yang dia miliki untuk keutuhan negaranya.

Putera Prabu Sentanu dari Astina ini, telah yatim sejak kecil, ibunya Dewi Gangga moksa sejak dia masih bayi merah.

Perjalanan sepi Dewabrata dimulai saat ayahnya menikahi Dewi Durgandini, yang meminta syarat agar putera yang lahir dari rahimnya yang berhak meniti tahta. Prabu Sentanu semula menolak, tapi demi kebahagiaan ayahnya dan demi keutuhan Negara, Dewabrata mengalah.

Sang ibi tiri berhasil mendesak Dewabrta untuk bersumpah melepaskan haknya atas tahta. Tak cuma itu, Dewabrata juga diminta untuk bersumpah tidak akan menikah sepanjang hidupnya, karena khawatir turunannya akan menuntuk kembali hak haknya.

MELUPAKAN DUNIA

Sejak bersumpah, Dewabrata menyepi dan menyendiri dalam tapa. Melupakan dunia, mengganti namanya menjadi Rsei Bisma. Namun pengabdian pula yang membawa Bisma kembali ke medan sayembara. Dia hadir di gelanggang untuk mencarikan permaisuri bagi adik tirinya, Wicitrawirya, yang menjadi Raja Astina.

Dewabrata yang sakti mengalahkan semua lawannya, dan memboyong Dewi Amba, Dewi Ambika, dan Dewi Ambalikake Astina. Ambika dan Amabalika kemudian menjadi isteri Wicitrawirya.

Namun Dewi Amba yang jatuh cinta kepada Dewabrata menolak.
Dewi Amba meminta Dewabrata untuk mengambilnya menjadi istri. Namun Dewabrata bepegang kokoh pasa sumpahnya. Karena terus menerus memaksa, tanpa sengaja, Dewi Ama terbunuh di tangan Dewabrata. Titisannya menjelma menjadi Srikandi, istri Arjuna.

Hasan Zein Mahmud

Dalam perang Bratayuda, kakek para Kurawa dan Pandawa ini, tetap membela negaranya, Astina, walau sadar sepenuhnya dengan kelicikan para Kurawa. Hanya satu orang yang bisa mengalahkan Resi Bisma di Padang Kurusetra: Srikandi, titisan Dewi Amba. Dalam duel yang tidak seimbang itu, – Dewabrata tak pernah membalas -, rausan panah bagai jarum jarum maut menacap di sekujur tubuhnya, kakinya, kepalanya. Panah yang perih menancap di ulu hatinya.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Headline