Utang Makin Melangit, Belanja Rutin Kian Menggigit
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Pekerjaan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani semakin banyak. Ruang fiskal kita makin sempit. Defisit APBN mendekati limit.
Utang makin melangit. Belanja rutin makin menggigit. Seratus menteri – ketika bicara alokasi anggaran – akan saling cubit.
Penerimaan negara musti dikerek. Logika yang wajar. Tapi caranya bikin rakyat sakit. Sangat tidak adil dan menghimpit. Kenaikan PPN menjadi 12%, sebagai contoh, mencekik kelas menengah bawah.
Kelompok ini selama lima tahun terakhir sudah menciut dari 21,45% populasi menjadi tinggal hanya 17,13%. Tidak paham kah pemerintah terhadap peran kelas menengah dalam pembangunan ekonomi? Atau ada kepentingan lain yang lebih penting dari kepentingan bersama? Lebih penting dari kesejahteraan rakyat?
“a growing middle class contributes to economic growth by driving consumer spending, fostering entrepreneurship and innovation, investing in human capital, and promoting social stability and political participation”
Di ujung yang lain, segelintir tajir di puncak piramida kekayaan, dilimpahi kemanjaan. Tak cukup dua kali pengampunan pelanggaran pajak, kini pemerintah merancang tax amnesty jilid 3.
Adakah negara lain yang mengampuni pelanggaran yang sama tiga kali berturut turut? Ruang bersama ini akan robek ketika keadilan selalu diinjak injak. Ketika penguasa selalu berpihak. Ketika para maling diperlakukan sebagai pahlawan dan jelata jadi pesakitan.
DAYA BELI TURUN
Daya beli semakin turun. Peran industri semakin ciut. Dari 23% beberapa tahiun lalu, tinggal18 % kini. Sektor pertanian tumbuh secara nominal dan porsinya dalam PDB, namun dengan produktivitas yang menurun.
Sektor jasa tumbuh secara nominal, dan porsinya dalam PDB, namun dengan produktivitas yang menurun pula. Sektor manufaktur yang memberi ruang tinggi bagi produktivitias dan nilai tambah, justeru semakin kerdil dan dikerdilkan.
Lingkaran setan membelit PMI Indonesia. Daya beli turun maka permintaan akan turun. Permintaan turun maka produksi akan turun. Produksi turun kesempatan kerja akan turun. Kesempatan kerja turun makan daya beli akan turun.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id