Jatuhnya Damaskus, Peluang Cuan dari bencana?
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Jatuhnya Damaskus – Bashir Al Assad – membuat peta geopolitik Timur Tengah semakin rumit dan runyam. Assad yang didukung oleh Rusia, Iran, dan kelompok Hisbullah, akhirnya tumbang juga.
Boleh jadi karena Hisbullah sudah sangat lemah sejak konflik dengan Israel Oktober lalu. Dan Rusia menghabiskan banyak energinya menghadapi Ukraina yang didukung Amerika Serikat dan NATO.
Suriah adalah negara yang terkoyak. Di luar pemerintahan Assad yang kini mengungsi entah kemana, di timur laut ada pemberontak Kurdi dukungan Amerika Serikat. Di barat laut ada kelompok oposisi yang didukung Turki.
Penaklukan berutut turut Aleppo, lalu Hama, lalu Homs, lalu Daraa, membuka gerbang kejatuhan Damaskus. Penaklukan itu merupakan gerakan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh Hayat Tahrir Al Sham (HTS). HTS sendiri merupakan gerakan paramiliter Islam Sunni, gabungan sekian banyak faksi penentang Assad.
TERAFILIASI AL QAEDA
Secara historis HTS pernah terafililasi dengan Al Qaeda. Yang juga mnenakutkan adalah kemungkinan kembalinya ISIS ke panggung pergolakan. ISI salah satu pemegang rekor kekejaman yang luar biasa.
Bersamaan dengan bank sentral China yang kembali memborong emas, – 160.000 ons selama November lalu – membuka peluang harga emas melejit kembali, minggu depan.
Peluang cuan dari bencana?
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id