FLUKTUATIF, INDUSTRI ALAT BERAT AKIBAT EKONOMI GLOBAL

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Industri alat berat di Indonesia dalam dalam beberapa tahun terakhir—terutama pasca-pandemi Covid-19—mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi global, harga komoditas, serta kebijakan pemerintah.

Proyek infrastruktur besar-besaran yang digalakkan pemerintah, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, bendungan, bandara, dan sebagainya, dengan sendirinya mendorong permintaan terhadap produk alat berat.

Selain itu, kenaikan sejumlah harga komoditas seperti batu bara dan aneka barang mineral mendorong aktivitas pertambangan, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan alat berat. Tidak kalah penting adalah bergairahnya kembali sektor pertanian dan/atau perkebunan yang juga membutuhkan alat berat dalam jumlah tidak sedikit.

MODERNISASI ALAT BERAT

Modernisasi alat berat pun tak terhindarkan lagi. Sejumlah perusahaan alat berat terus berinovasi dengan menghadirkan alat berat yang lebih efisien, berteknologi digital/automasi, dan ramah lingkungan.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa beberapa perusahaan melaporkan peningkatan penjualan alat berat, terutama untuk sektor pertambangan dan konstruksi, meski kebutuhan oleh industri manufaktur besar serta industri pengolahan hasil pertanian/perkembunan juga terlalu berharga untuk diabaikan.

Namun, tantangan yang dihadapi oleh industri alat berat nasional juga tidak kecil. Fluktuasi harga aneka komoditas, misalnya, menjadikan bisnis alat berat nasional mengalami situasi yang bagaikan wahana roller coaster. Penurunan harga komoditas, contohnya, jelas dapat mengurangi permintaan alat berat di sektor yang langsung terimbas seperti pertambangan dan manufaktur/pengolahan.

Belum lagi dampak pandemi Covid-19 yang ternyata sempat mengganggu rantai pasok global dan menyebabkan ketidakpastian ekonomi, yang pada gilirannya berdampak pada industri alat berat nasional. Apalagi jika menilik kapasitas pemerintah daerah yang memiliki keterbatasan anggaran untuk proyek infrastruktur, sudah barang tentu dapat mengurangi permintaan alat berat.

FAKTOR PENGGERAK

Namun, sebagai bangsa yang selalu menatap masa depan dan masih menyimpan potensi besar untuk maju, terdapat cukup banyak faktor penggerak bagi negeri ini untuk bersikap optimistis. Karena itu, sangat diharapkan adanya kondusivitas terhadap kebijakan pemerintah yang mendukung investasi di sektor infrastruktur dan pertambangan, mengingat hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan industri alat berat.

Di sisi lain, pelaku industri alat berat nasional juga harus memikirkan pula strategi untuk mengadopsi teknologi baru seperti IoT dan AI dalam alat berat yang semakin meningkat, karena hal itu berarti dorongan terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas pemakaian produk di lapangan.

Perusahaan-perusahaan lokal juga perlu semakin aktif dalam memproduksi dan memasarkan alat berat, termasuk di dalamnya memperdalam kandungan lokal, sehingga mengurangi ketergantungan pada produk impor.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis