
Laba United Tractors Turun, Penjualan Alat Berat Konstruksi Naik
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: PT United Tractors Tok (UNTR) penurunan laba usaha. Dalam laporan keuangan yang dirilisnya, Anak usaha PT Astra International Tbk (ASIl) ini mengantongi laba bersih Rp19,53 triliun, turun 5,24% year on year (yoy). Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 UNTR membukukan laba bersih Rp20,61 triliun.
Realisasi ini terjadi di kala pendapatan bersih UNTR meningkat 4,54% yoy menjadi Rp134,42 triliun pada 2024. Namun, pada periode tersebut beban pokok pendapatan UNTR malah naik 8,4% menjadi Rp100,59 triliun. Alhasil, laba bruto UNTR terpangkas 5,45% menjadi Rp33,83 triliun pada tahun lalu.
“Laba bersih UNTR turun terutama disebabkan oleh laba kotor yang lebih rendah dari bisnis pertambangan batubara termal dan metalurgi serta peningkatan beban bunga,” ungkap manajemen UNTR.
KONTRAKTOR PENAMBANGAN
Adapun, pendapatan UNTR pada tahun lalu masih dominan berasal dari segmen kontraktor penambangan senilai Rp58 triliun, tumbuh sekitar 8% yoy. Sementara, untuk segmen mesin alat berat konstruksi menyumbang sebesar Rp37,3 triliun, atau naik sekitar 2% yoy.
UNTR meraup pendapatan dari segmen pertambangan batubara termal dan metalurgi senilai Rp 26 triliun, atau menurun sekitar 15% . Sedangkan pendapatan dari segmen pertambangan emas dan mineral lainnya melonjak sekitar 90% yoy menjadi Rp9,9 triliun.
Pada bisnis mesin konstruksi, UNTR menjual alat berat Komatsu sebanyak 4.420 unit pada tahun 2024, turun sekitar 16% yoy. Penurunan disebabkan oleh merosonya penjualan di sektor pertambangan, konstruksi dan kehutanan.
Di segmen kontraktor pertambangan, UNTR melalui PT Pamapersada Nusantara mencatat kenaikan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sekitar 5% menjadi 1.217 juta bank cubic meter. Sementara volume produksi batubara untuk para kliennya naik sekitar 15% menjadi 148 juta ton dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,2 kali.
Lalu di bisnis pertambangan emas, UNTR mencatat total penjualan setara emas sebesar 232.000 ons. Meningkat sekitar 32% dibandingkan capaian tahun 2023.
Lalu di bisnis nikel, penjualan bijih nikel UNTR mencapai 1,97 juta wet metric ton (wmt). Terdiri dari 693.000 wmt saprolit dan 1,28 juta wmt limonit.