
Bank DKI Bobol Rp100 Miliar, Dirut Agus Haryoto Awal Karir di Bank Mandiri
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Direktur Utama Bank DKI Agus Haryoto Widodo mengatakan kasus permasalahan sistem Bank DKI yang menyebabkan bank tersebut bobol Rp100 miliar sudah melewati proses forensik.
“Progresnya adalah bahwa forensik sudah dilakukan oleh lembaga yang kita tunjuk. Kalau Pak Gubernur menyampaikan kan, lembaga internasional gitu ya. Saya buka saja, kami dibantu oleh IBM untuk melakukan forensik ini,” kata Agus di Jakarta, Kamis, 17 April 2025, seperti dikutip Antara.
Agus menyebut bahwa proses forensik sudah dilakukan dan sudah selesai. Menurut Agus, hasilnya sudah disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk dipelajari lebih lanjut. Dari hasil forensik tersebut, kata Agus, ditemukan beberapa titik yang harus diperbaiki. Agus menjelaskan terdapat kelemahan-kelemahan baik di Bank DKI maupun di pihak ketiga.
“Jadi bukan hanya di Bank DKI saja, tapi juga ada kelemahan di pihak ketiga yang harus diperbaiki. Hasil forensik ini sudah kita serahkan dan Bareskrim juga sudah masuk seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur juga,” kata Agus.
AWAL KARIR DI BANK MANDIRI
Agus lahir di Kediri, 29 Agustus 1967. Ia mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil di ITS Surabaya pada 1991 dan meraih gelar Magister Manajemen Internasional di Universitas Indonesia pada 2001.
Jelas itu sangat dipahami dan dihayati oleh para bankir. Begitu pun dari jajaran komisaris, sangat berhati-hati memberikan pernyataan kepada publik. Namun bagaimana sikap pemilik bank? Ya semestinya harus lebih hati-hati lagi. Baik itu bank pemerintah, bank swasta maupun bank pembangunan daerah seperti Bank DKI.
Namun Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo yang disapa Bang Anung rupanya kurang hati-hati menyampaikan pernyataan kepada publik. Ia tampak emosional. Kasus ini bukan pertama tapi yang ketiga kali. Sumber Infrastruktur menyebutkan telah terjadi lima kali kasus yang serupa.
BOBOL Rp100 MILIAR
Menurut sumber Indowork, bahkan sudah lima kali terjadi kasus yang sama. “Tapi tidak dipublikasikan sehingga masyarakat tak mengetahuinya,” ujarnya.
Pramono juga menyebut bahwa kerugian yang diderita oleh Bank DKI bukan dana masyarakat tetapi dana cadangan Bank DKI. Angkanya, menurut sumber, sebesar Rp100 miliar. “Namun bagi Bank DKI angka itu relatif kecil,” katanya.
Untuk diketahui, total kredit dan pembiayaan Bank DKI tumbuh 2,26 persen menjadi Rp 53,18 triliun di akhir Desember 2024. Angka ini meningkat dibandingkan Desember 2023 sebesar Rp 52,00 triliun. Selain itu, Bank DKI juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 779 miliar hingga akhir 2024.
PEROMBAKAN DIREKSI
Gubernur Pramono Anung Wibowo belum membahas soal perombakan direksi Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tersebut. Munculnya wacana soal perombakan direksi ini seusai adanya gangguan sistem dan layanan di Bank DKI. “Belum ada pembicaraan terkait perombakan direksi,” kata Staf Khusus Gubernur Bidang Komunikasi dan Sosial Chico Hakim kepada Tempo, Kamis, 17 April 2025.
Meski demikian, Chico mengatakan Pramono Anung memang menginginkan Bank DKI dikelola secara profesional. Dia menyebut, kalau ada perombakan dan penyegaran di jajaran direksi itu merupakan fenomena lumrah. “Penyegaran itu suatu hal yang biasa,” kata Chico.
Tak hanya itu, tiga spanduk (banner) berwarna putih yang telah ditulis dengan cat semprot merah juga terpampang, bertuliskan tuntutan seperti ‘Benahi Bank Copot Dirut DKI’, ‘Copot Dirut Utama Bank DKI’ dan ‘Aksi Damai Usut Bank DKI’.
Perwakilan aksi, Ahmad Setiawan menyebutkan aksi ini digelar sebagai respons atas kekecewaan masyarakat terhadap layanan aplikasi mobile banking Bank DKI, JakOne Mobile, yang akhir-akhir ini bermasalah. “Kami hadir di sini atas dasar tadi keresahan dari masyarakat, dari pengguna nasabah dari Bank DKI itu sendiri yang merasa kecewa kepada Bank DKI,” kata Ahmad seperti dikutip Antara.
Sebelumnya, Pramono Anung memberhentikan Direktur IT Bank DKI Amirul Wicaksono. Posisi tersebut kini diisi oleh Direktur Umum Agus Haryoto Widodo terhitung sejak Selasa, 8 April 2025.
Pramono menyebut permasalahan pada layanan Bank DKI sudah terjadi tiga kali dan kejadiannya hampir serupa. “Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali. Dan kejadiannya hampir serupa. Di mana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik,” kata Pramono saat dijumpai di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, 10 April 2025.