Kinerja ISSP Membaik, Penjualan Naik, Ekspor Melonjak
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: “Saya baru saja melihat selintas Laporan Keuangan ISSP kuartal 1 tahun 2022 (1Q22),” kata investor ritel Hasan Zein Mahmud, Rabu, 25 Mei 2021. Sama sekali tidak buruk, tambahnya.
Laba per saham menurun sedikit, hampir flat dibandingkan dengan laba 1Q21. Turun dari Rp 17,22 ke Rp 17,04
Menarik. Karena penjualan baik domestik mau pun ekspor menunjukkan peningkatan cukup signifikan. Penjualan domestik naik hampir 90% dari Rp1 trilun menjadi Rp1,9 triliun. Sementara ekspor naik lebih dari 63% dari Rp 63 miliar menjadi 102 miliar.
Laba mendatar karena kenaikan tajam dalam biaya pokok penjualan (BPP). Nilai penjualan naik 88% lebih, pada saat bersamaan, BPP naik 113%.
KENAIKAN BAHAN BAKU
Kenaikan BPP jelas akibat kenaikan harga bahan baku. Komponen pemakaian bahan baku, dalam BPP, naik dari Rp 693 miliar menjadi 1.392 miliar. Naik 101%!
Untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku, ISSP membuat kontrak pembelian bahan yang cukup besar, terutama dari Hanwa, Baosteel dan Marubeni. Pembelian yang besar itu juga telah membuat pembayaran kepada pelanggan naik tajam dan mengakibatkan cashflows operasi menjadi negaitif.
Sementara harga sahamnya sudah turun sangat tajam. Sudah turun 27% YTD. Harga penutupan hari ini, Rp 292, sudah turun 43% dari harga tertingginya, Rp 510.
Dalam penerawangannya, Hasan masih melihat peluang peningkatan kinerja pada kuartal kuartal mendatang.
Harga baja merupakan faktor yang given bagi perusahaan. Tapi peningkatan volume produksi dan penjualan akan dapat menghemat biaya biaya lain, terutama biaya tetap. Selain itu, tentu terbuka peluang untuk menaikkan harga produk sebagai penyesuaian terhadap harga bahan mentah. Peningkatan porsi ekspor juga punya peluang menghasilkan marjin laba yang lebih tinggi.