Menteri PUPR Basoeki: JTTS Bukan untuk Gagah-gagahan
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus pembangunan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045.
Infrastruktur yang dibangun secara masif di seluruh wilayah Indonesia, dilakukan bukan untuk gagah-gagahan, tetapi untuk mengejar ketertinggalan, meningkatkan daya saing dan pemerataan hasil – hasil pembangunan sehingga tidak lagi “Jawa Sentris” namun “Indonesia Sentris”.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochammad Basoeki Hadimoeljono, untuk meningkatkan konektivitas, mengurangi biaya logistik, serta mengembangkan sentra-sentra ekonomi baru, pemerintah menargetkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTSS) dari Provinsi Lampung hingga Provinsi Aceh sepanjang 2.800 km yang terbagi dalam 24 ruas baik ruas tol utama (backbone) maupun sirip (feeder). “Kita patut bersyukur bahwa hingga awal tahun 2022 telah berhasil dioperasikan 10 Ruas Tol Trans Sumatera sepanjang 685 km.”
Pencapaian ini merupakan buah dari kerja sama yang solid seluruh pemangku kepentingan, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN dan badan usaha, termasuk PT Hutama Karya yang berperan penting dalam keberhasilan program ini.
BACKBONE JTTS
Hutama Karya diberikan tugas untuk membangun ruas backbone JTTS sepanjang 1.065 km, misal Ruas Tol Sigli- Banda Aceh, Kayu Agung— Palembang— Betung, Indrapura-Kisaran dan ruas sirip, misal Ruas Padang- Pekanbaru, Kuala Tanjung-Parapat, dan Lubuk Linggau- Taba Penanjung.
Dalam proses pembangunan yang tidak mudah ini terdapat pernak-pemik di lapangan. Pembebasan lahan dilakukan secara adil sehingga berjalan kondusif. Saya berpesan kepada Hutama Karya bahwa dalam pembangunan JTTS harus dilaksanakan secara profesional untuk menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan berdaya tahan, dengan mengkaji secara matang agar konstruksi jalan tol seminimal mungkin berdampak buruk bagi lingkungan.
Misalnya dengan memperhitungkan aliran air untuk mencegah banjir, aliran air irigasi agar tetap tersambung, membangun kolam-kolam sedimentasi demi menjaga lingkungan sekitar tidak terdampak, hingga pembangunan perlintasan gajah.
LAKUKAN INOVASI
Basoeki juga mendorong Hutama Karya melakukan inovasi seperti penggunaan teknologi tiang pancang untuk meredam bising dan menahan pergerakan tanah, hingga pengoperasian alat-alat dengan emisi karbon yang terkendali.
Jalan Tol Trans Sumatera ini terdokumentasikan mulai dari awal pencetusan, proses pembangunan dan manfaat yang diperoleh dari keberadaan masing-masing ruas JTTS. Hal ini dapat menjadi sumber inspirasi dan menambah literatur bagi para engineer, akademisi dan masyarakat umum dalam pembangunan infrastruktur jalan tol saat ini dan di masa yang akan datang.