Saham GOTO Rontok, Investor Ritel Paling Rugi
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Sejatinya, yang ruginya paling besar dalam kerontokan harga saham GOTO adalah investor ritel yang membeli saat IPO dan belum sempat menjual hingga saat ini. Potensi kerugian sudah lebih dari 72%. Dan masih terbuka peluang lebih besar lagi, jika longsor saham GOTO berlanjut.
Investor awal – institusi – yang menyetor lebih dahulu memperoleh banyak keuntungan. Mereka yang menyetor Rp1, pada harga gocap pun masih berpesta pora. Perusahaan raksasa seperti ASII, Allianz – termasuk Tsel – memperoleh manfaat di luar potensi capital gain.
ASII, misalnya, bisa memacu penjualan mobil dan motornya. Perbankan bisa menaikkan penyaluran kreditnya. Perusahaan asuransi membuka pasar baru: asuransi kendaraan.
Malangnya nasibmu wahai sahabat gurem!
KERUGIAN TLKM
Dalam Laporan Keungan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) 9M22 ada pos “Kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi”. Nilainya Rp3,084 triliun
Itu investasi Telkomsel dalam saham GOTO. Dan itu berdasar harga saat laporan Keuangan. Pada tutup pasar Jumat 09 Desember 2022, – pada penutupan harga saham GOTO Rp93 – hitungan saya – potensi kerugian itu sudah membengkak menjadi Rp4,19 triliun.
Yang harus dilakukan TLKM, menurut saya, adalah menghitung keuntungan tidak langsung dari investasi tersebut, lalu mengumumkannya kepada publik. Keuntungan tidak langsung itu dalam bentuk perolehan data dari seluruh pengguna platform GOTO. Pengendara, para merchants, konsumen dll. Berapa banyak ekspansi pengguna Telkomsel dari kolaborasi dengan GOTO.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id