WIKA Bangun Reputasi Baik di Luar Negeri
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Budi Harto selaku Direktur Operasi I WIKA pun menegaskan bahwa memang ke depan tantangan akan semakin banyak.
Oleh karena itu, kita harus inovatif dan cerdik mencari peluang-peluang baru yang bisa menjanjikan keuntungan dengan baik. Peluang-peluang tersebut tidak terbatas dari dalam negeri saja, melainkan bisa juga dari luar negeri.
Bermula dari keinginan tersebut maka terbentuklah visi dan misi yang salah satunya adalah strategic expansion overseas. Lalu, sebenarnya apa yang mendasari WIKA ingin merambah ke pasar luar negeri? Alasan yang pertama adalah dalam rangka benchmarking.
Artinya, WIKA ingin melihat dan mempelajari bagaimana perusahaan-perusahaan di luar negeri itu bekerja. Kemudian alasan yang kedua adalah WIKA ingin mencari partner supaya pada saat nanti di Indonesia WIKA bisa berpartner dengan mereka.
Proyek-proyek luar negeri juga bisa menjadi kawah candradimuka para insan WIKA. Dari sana, mereka bisa belajar banyak hal, di antaranya bagaimana mengelola proyek di negara orang, membuat jaringan baru, dan tentunya cross culture.
Dengan begitu, harapannya mereka bisa lebih percaya diri. Selain itu, daya juang mereka juga bisa semakin tinggi karena sudah terbiasa dengan kondisi yang tingkat pressure-nya lebih tinggi dan hidup yang jauh dari lingkungan.
Bekerja Sama Dengan Pihak Asing
pada 2006, WIKA berkenalan dengan Yognam, salah satu perusahaan jasa konstruksi asal Singapura. Dari perkenalan tersebut diperoleh kesepakatan bahwa WIKA bisa masuk dalam proyek pembangunan stasiun kereta Metro di Dubai.
Dalam proyek ini, WIKA belum sebagai project management service (PMS). WIKA hanya mengirim orang kemudian dibayar dengan billing rate.
Pola project management service (PMS) mulai diterapkan WIKA saat masuk ke Aljazair. Di sana, WIKA membangun sebagian ruas jalan tol yang menghubungkan wilayah barat dan timur negara yang baru merdeka dari Perancis tahun 1956 itu.
Proyek East-West Motorway menghubungkan perbatasan dengan Maroko sampai perbatasan Tunisia. Selama di Aljazair, WIKA menjadi mitra Kajima Corporation, perusahaan konstruksi asal Jepang.
WIKA tidak langsung berperan sebagai kontraktor utama, melainkan masuk dalam konsorsium sebagai sub-kontraktor di bawah kontraktor Jepang tersebut. Pola PMS yang dilakukan adalah WIKA yang mengerjakan proyek itu secara keseluruhan, tetapi semua alat dan material dari Kajima.
Membangun Reputasi
Di Aljazair, setelah proyek jalan tol itu tuntas, WIKA kini telah masuk dalam daftar vendor (vendor list) pemerintah Aljazair untuk pengerjaan proyek perumahan rakyat dari pemerintah Aljazair lainnya. Dengan membangun reputasi yang baik di luar negeri, peluang WIKA untuk mendapatkan bisnis konstruksi di luar negeri tentu akan semakin besar.
Berkat performa yang baik selama di Aljazair, WIKA semakin dikenal oleh perusahaan-perusahaan asing. Sejak keberhasilannya di Aljazair, PMS menjadi strategi yang WIKA pakai untuk masuk ke negara baru.
Itulah salah satu strategi WIKA untuk dapat memasuki pasar di luar negeri. WIKA sejak lama menjalin banyak hubungan kerja sama dengan mitra-mitra bisnis asing.
Kemitraan strategis dengan banyak mitra asing, terutama yang sama-sama bergerak di bidang konstruksi, memberikan banyak manfaat dalam upaya penetrasi pasar di luar negeri.
WIKA makin mudah mendalami situasi dan kondisi di sebuah negara yang diincar, seperti risiko usaha, budaya, sistem perpajakan, dan kepabeanan, berkat dukungan mitra asing WIKA yang telah lebih dahulu beroperasi di negara tersebut.
Dengan begitu, WIKA bertambah yakin dapat memperoleh peluang bisnis dan memetik keuntungan bila beroperasi di negara itu. Dengan cara-cara demikianlah kemudian WIKA bisa berhasil merambah ke proyek-proyek konstruksi di negara-negara lainnya, terutama di kawasan Asia Tenggara.