Perubahan Era Industri Otomotif, Toyota Berbanding Terbalik Dengan Tesla
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Era industri otomotif saat ini dan nanti sudah berubah wajah dari dekade-dekade sebelumnya.
Perubahan harapan dan tuntutan masyarakat terhadap produk otomotif, adanya kemajuan terutama teknologi informasi yang saat ini dipicu oleh Internet of Things (IoT) memberikan pengaruh besar terhadap proses perubahan tersebut ke depan.
Inovasi tanpa henti, perubahan radikal dari cara produksi, harapan terhadap bentuk dan fungsi hingga kebutuhan primer koneksi internet serta digitalisasi telah mempenetrasi manufaktur otomotif.
Berbagai lompatan itu tergambarkan dari redupnya Detroit di AS sebagai pusat industri digantikan bersinarnya Lembah Sillicon. Era industri konvensional terjungkal disrupsi.
Ketika Volkswagen, General Motors, dan Ford sulit mengejar keberhasilan Toyota, maka muncul Tesla yang lebih agresif. Tren pertarungan global pun seolah semakin mengerucut di industri otomotif, secara sederhana mempertemukan corak Tesla versus Toyota Way.
Pertarungan ini masih jauh dari kata selesai, baru babak permulaan.
Pertarungan Industri Otomotif
Tesla yang mengandalkan inovasi dan penemuan radikal dalam cara berproduksi serta mengandalkan teknologi mutakhir. Sekarang baru berhasil melego mobil sejumlah kurang dari setengah juta unit.
Toyota dengan cara produksi yang sangat mapan, di mana selama berpuluh tahun menjadi kiblat manufaktur terhebat di dunia. Dulu setiap tahun bisa melego hingga 10-12 juta unit mobil per tahun.
Sebaliknya, ini yang membuat publik heran terkait valuasi keduanya yang jomplang. Tesla memiliki kapitalisasi pasar yang berlipat-lipat lebih besar dibandingkan Toyota.
Profit berkesinambungan Toyota berbanding terbalik dengan kerugian besar yang diderita Tesla selama 5 tahun belakangan. Di sisi lain, fakta kapitalisasi pasar gigantis milik Tesla tak bisa diabaikan.
Selain melibatkan dana miliaran dolar AS, kapitalisasi pasar tersebut mencerminkan adanya keyakinan investor terhadap masa depan, hasrat besar menciptakan pasar global, sekaligus nilai-nilai yang dianggap akan menjadi bagian integral masyarakat global dalam rentang berdekade-dekade ke depan.
Gejala ini sejalan dengan cara berpikir dan bertindak masyarakat era kiwari yang sangat berbeda. Termasuk bagaimana pandangan mereka terkait konsumsi, termasuk kepemilikan kendaraan.
Generasi milenial dianggap tidak memiliki klausul tentang kepemilikan pribadi yang tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka lebih mementingkan kolaborasi, sinergi, serta hasrat inovasi yang tinggi.
Maka, bersama generasi ini tumbuh dengan akses informasi yang luas, komunikasi lebih mudah, serta dunia virtual-digital semakin tipis dibedakan dengan realitas fisik, tren serta pola konsumsi pun bergeser yang mengharuskan perubahan mendasar dari tata industri selama ini.
Otomotif, masuk dalam pusaran perubahan tersebut, dan bila merunut terhadap perubahan yang terjadi sejak produk ini pertama diluncurkan secara kasat mata dapat dilihat terjadinya perubahan. baik desain kendaraan, penggerak mula (engine), disusul oleh ikutan-ikutannya di tahap control (sistem kendali), komponen dan bahan material yang digunakan, seiring perkembangan teknologi dan juga tuntutan masyarakat yang memaksa otomotif untuk menyesuaikan terhadap tuntutan tersebut.