Proton, Mobil Nasional Malaysia yang Terkenal di Kawasan ASEAN
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Di kawasan ASEAN, Malaysia terkenal dengan ceritanya membangun mobil nasional merek Proton.
Awal Mula Terbentuknya Proton
Bisa dikatakan paling awal di ASEAN, mobil nasional Proton lahir pada tahun 1980-an berdasarkan visi masa depan pemerintahan Malaysia saat dipimpin oleh Perdana Menteri Dr. Mahatir Mohamad. Pemerintahan Mahathir pun merancang Proyek Mobil Nasional dengan tujuan mempercepat transfer teknologi, meningkatkan dan merasionalisasi konten lokal.
Selain itu, melibatkan lebih banyak pengusaha bumiputera di industri otomotif Malaysia yang didominasi etnis China. Proyek mobil nasional ini dimulai dengan mendirikan badan usaha bernama Perusahaan Otomotif Nasional Sdn Bhd atau disingkat Proton pada 7 Mei 1983.
Proton Sdb Bhd dimiliki 100 persen sahamnya dimiliki pemerintah Malaysia melalui badan usaha milik negara Khazanah Nasional. Badan usaha ini juga dipimpin Perdana Menteri Mahatir Mohamad.
Sebagai pemula di industri otomotif, Proton mendekati Mitsubishi Motors di awal perjalanan dan akhirnya sepakat membentuk perusahaan patungan untuk memproduksi mobil nasional Malaysia pertama. Kolaborasi keduanya berhasil melahirkan Proton Saga, mobil nasional Malaysia pertama, yang diluncurkan pada 9 Juli 1985.
Proton Saga, Mobil Nasional Malaysia Pertama
Sedan Proton Saga dibangun menggunakan platform sedan Mitsubishi Lancer Fiore generasi kedua, yang menggunakan mesin Mitsubishi Orion 4G13 berkapasitas 1.3L. Mobil nasional pertama Malaysia ini diproduksi di pabrik Shah Alam, Selangor.
Sebagai mobil nasional Malaysia pertama, Proton Saga mendapat respons besar di pasar domestik hingga pabrikan kewalahan memenuhi sejumah permintaan yang terus meningkat. Pada 1986, mobil ini meraih pangsa pasar mayoritas hingga 64 persen di segmen sedan 1.600 cc ke bawah.
Sukses dengan model Saga, pada Oktober 1987 Proton meluncurkan tipe hatchback dengan merek Proton Saga Aeroback. Tipe ini masih menggunakan platform Mitsubihsi tapi menggunakan mesin lebih besar 4G15 1.5L supaya lebih bertenaga.
Pada Agustus 1992, model baru Proton Saga Iswara dipasarkan, tapi bagian eksterior dan interior styling-nya dikerjakan sendiri oleh Proton. Kemampuan Proton merancang bangun produk otomotif semakin berkembang, sehingga banyak memasarkan model-model baru seperti Proton Wira (1993), Proton Satria (1994), dan Proton Putra (1996). Kedua model terakhir ini bersama Proton Wira juga diekspor ke pasar Uni Eropa dan Timur Tengah.
Ekspansi Proton ke Pasar Global
Dengan dukungan penuh dari Perdana Menteri Mahathir, Proton semakin ekspansif di industri otomotif global. Pada Oktober 1996, Proton Holding Berhad mengakuisisi saham sebesar 80 persen di Lotus Group International Limited, perusahaan otomotif asal Inggris.
Proton mengakuisisi saham dengan nilai 51 juta poundsterling yang ditingkatkan sahamnya menjadi 100 persen pada tahun 2003. Sejak akuisisi tahap pertama itu, Lotus terlibat dalam pengembangan suspensi dan elemen handling semua mobil Proton yang dipasarkan setelah 1996, seperti sedan Proton Satria GTI.
Memasuki tahun 2000, kemampuan Proton sebagai pabrikan otomotif meningkat pesat dengan berhasil memproduksi mesin buatan sendiri yang dinamakan Campro. Mesin rancangan insinyur Malaysia ini dipasang di mobil Proton Gen-2, model hatchback, sekaligus menjadi mobil Proton pertama yang menggunakan mesin buatan Malaysia sendiri.
Setelah pabrik Shah Alam, Proton menambah fasilitas manufakturnya dengan membangun pabrik Tanjung Malim di negara bagian Perak yang beroperasi pada tahun 2003 dengan kapasitas 150 ribu unit per tahun. Pabrik yang berdiri di lahan seluas 1.280 hektar ini dikembangkan untuk mendukung proyek Proton City. Total kapasitas produksi Proton pun meningkat menjadi 350.000 unit per tahun.