MABI, Perusahaan Mobil Nasional Pengembang Bus Listrik Ramah Lingkungan
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Memiliki mobil nasional dengan teknologi terkini, listrik dari baterai pasti sudah digadang gadangkan dari dahulu oleh banyak pihak. Mulai dari pemerintah yang mendirikan Timor hingga Bimantara.
Mobil nasional impian itu Baru-baru ini dikumandangkan oleh PT Mobil Anak Bangsa Indonesia (MABI) yang didirikan oleh Jenderal TNI (Purnawirawan) Moeldoko pada 2017.
Sejarah MABI dan Tujuh Anak Usahanya
Berdasarkan laman resmi mabindonesia.com, MABI memiliki tujuh anak usaha, yakni PT Mobil Anak Bangsa, PT Motor Anak Bangsa, PT MAB Transportasi Indonesia, PT MAB Sparepart Indonesia, PT MAB Distributor Indonesia, PT MAB Land System, dan PT MAB SPLU Indonesia.
Konsumen pertama bus listrik MAB tipe MD 12E NF adalah PT Paiton Energy perusahaan pembangkit listrik swasta di Jawa Timur, yang serah-terimanya dilakukan pada 2019. Kegiatan karoseri bus listrik tersebut dilakukan oleh anak usaha MABI lainnya, PT Karoseri Anak Bangsa di Demak, Jawa Tengah.
Menurut Moeldoko yang juga Kepala Kantor Staf Presiden, bus yang dibeli Paiton adalah bus listrik MAB generasi keempat dengan jarak tempuh hingga 200 km. Bus listrik tipe MD 12E NF ini dijual dengan harga on the road Rp4,5 miliar dengan dimensi panjang 12 meter; lebar 2,5 meter; dan tinggi 3,75 meter.
Tenaga listriknya berasal dari baterai model LifePo water cooled berkapasitas 250 kWh-404 Ah. Selain itu, bus listrik ini juga mempunyai tipe motor permanent magnet syhchronous motor; power 150 kW (rated) 200 kW (peak); dan torsi 1.194 Nm (rated) 2.000 Nm (peak) dengan kecepatan maksimal 100 km per jam.
Ke depannya, PT MAB akan memproduksi bus listrik dengan dimensi lebih kecil, yakni panjang 8 meter untuk angkutan kota. Saat ini perusahaan sedang memproduksi bus listrik MAB untuk memenuhi pesanan, antara lain dari Perum Pengangkutan Djakarta (PPD).
“Produksi bus listrik berdimensi 8 meter merupakan hasil komunikasi kami dengan para kepala daerah sekitar Jabodetabek dan sekitarnya termasuk Batu di Malang, Jawa Timur. Bus listrik PT MAB akan menjadi jawaban atau solusi terhadap angkutan kota yang kurang ramah lingkungan,” kata Presiden Direktur PT MAB Mayjen TNI (Purn) Leonard dalam laman resmi mabindonesia.com.
Perkembangan Bus Listrik MABI di Masa Depan
Moeldoko bercerita inspirasinya mendirikan perusahaan untuk membangun bus listrik MAB dimulai saat menjabat Wakil Gubernur Lemhanas pada 2012, setelah berkunjung ke Shanghai bersama teman-teman dari BPPT dan ITB. Dari kunjungan itu, Moeldoko berandai-andai bisa membuat baterai dan mobil listrik di Indonesia.
“Melalui perdebatan panjang, akhirnya teman saya yang dari Tiongkok mau bekerja sama. Setelah itu saya mengirimkan tim berpuluh-puluh kali ke Tiongkok untuk belajar dan semua berjalan dengan baik,” ujar Moeldoko seperti dikutip dari detik.com edisi 25/4/2021.
Model purwarupa bus listrik MAB adalah modifikasi sasis bus Mercedes-Benz pada 2016. Dianggap berhasil, prototipe bus listrik pertama MAB itu terus dikembangkan hingga menjadi model protoipe kedua.
Generasi kedua ini dibuat low entry dengan bodi monokok dan diuji jalan dengan rute Jakarta-Surabaya yang diklaim berhasil, tanpa mengalami persoalan teknis apa pun. Prototipe kedua juga diuji dengan uji operasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan PT PLN (persero) khusus untuk pengujian pada sistem charging station-nya.
“Pada 2020 Indonesia menghadapi pandemi, MAB tetap mengembangkan bus listrik. Salah satu yang dikembangkan adalah bus listrik dengan Automatic Manual Transmission (AMT). Sebagai bus listrik pertama di Indonesia yang dilengkapi AMT, bus MAB menjadi lebih hemat konsumsi daya listrik per kilometer, dengan kecepatan lebih 100 kilometer per jam.
Bus MAB juga bisa menempuh jarak lebih dari 250 km untuk satu kali charging. Bus ini cocok baik untuk stop and go di dalam kota maupun bus antarkota,” kata Moeldoko.