Hunian Milenial Berkonsep TOD, Naik KRL Tinggal Lompat

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Hunian berkonsep Transit-Oriented Development (TOD) atau Kawasan Berorientasi Transit sesuai dengan gaya hidup kaum muda atau milenial. Biasanya konsep tersebut dibangun di kota-besar yang mengakami polemik kemacetan.
Bahkan, ketika Jokowi meresmikkan hunian tersebut di Margonda, Presiden langsung memerintahkan agar dibangun tidak di Jakarta dan sekitarnya saja, tapi di kota-kota yang mengalami kemacetan.
Tentu, jika sasaran strategisnya adalah milenial, hunian harus memiliki ruangan dan kamar yang sangat bagus. Hunian tersebut juga dilengkapi fasilitas pendukung yang memadai. Keuntungan dari konsep TOD adalah akses yang cepat ke moda transportasi seperti kereta api.
Dengan integrasi ke jalur kereta komuter KRL, para generasi milenial dapat melepas ketergantungan terhadap penggunaan kendaraan pribadi dan turut mengurangi kemacetan khususnya di Jabodetabek.
Hunian milenial ini ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Mengambil contoh hunian di Depok ini mendapatkan subsidi dengan FLPP sekitar Rp200 juta, dan nonsubsidi di sekitar Rp300 juta dan Rp500 juta.
Wilayah perkotaan cenderung semakin padat sehingga menimbulkan tantangan untuk mengatur transportasi dan hunian bagi masyarakat.
Sebagai data penguat, sebagian besar penduduk di Indonesia belum memiliki rumah. Sebanyak 58 persen penduduk Indonesia di bawah 40 tahun dan 81 juta generasi milenial dengan status yang berbeda belum dapat fasilitas rumah.
Oleh karena itu,pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR berinisiasi untuk mengkoordinasikan seluruh BUMN, Perumnas, Adhi Karya, dan lainnya, dan tentu PT Kereta Api sebagai pengelola moda kereta.

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis