Thailand Pemain Utama Otomotif ASEAN, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Hingga kini, berdasarkan data AAF, Thailand merupakan pemain utama otomotif di kawasan Asean. Rata-rata produksi kendaraan roda empat asal negeri Gajah Putih tersebut mencapai 2 juta-2,2 juta unit per tahun.
Sedangkan volume ekspor negeri tersebut setiap tahun menembus kisaran 1 juta-1,2 juta unit. Artinya, porsi ekspor Thailand dari seluruh produksi otomotif di dalam negeri mencapai 50%-53% setiap tahun.
Sebaliknya, Indonesia yang menduduki peringkat kedua produsen terbesar di Kawasan Asean, baru sanggup memproduksi 1,2 juta-1,3 juta unit per tahun. Total ekspor Indonesia rata-rata mencapai 340.000-350.000 unit per tahun, berarti porsi ekspor baru sekitar 26%.
Thailand Lebih Fokus pada Produksi Kendaraan untuk Tujuan Ekspor
Dapat dikatakan bahwa Thailand memiliki orientasi produksi untuk tujuan ekspor. Sedangkan Indonesia masih dalam tahap pengembangan ke arah sana. Perbedaan mencolok adalah produk penopang yang dibesut kedua negara.
Beragam prinsipal mempercayakan Thailand untuk memproduksi kendaraan jenis sport utility vehicles (SUV), pikap, hingga sedan, yang pada dasarnya merupakan segmen paling gemuk di pasar global.
Orkestrasi kebijakan industri otomotif Thailand ada pada Thailand Automotive Institute (TAI) dan The Thailand Automotive Industry Association atau TAIA (Harian Bisnis Indonesia, 8 Agustus 2016). Kedua lembaga tersebut bahu membahu dengan badan pemerintah, seperti Board of Investment (BOI) yang memformulasikan kebijakan industri maupun investasi sektor otomotif.
Dengan pendekatan kebijakan seperti itu, berbagai program perintisan industri otomotif berjalan secara berkesinambungan, tak terganggu oleh pergantian pemerintahan. Maka, tak heran berbagai paket kebijakan Thailand memiliki kesinambungan dan sasaran jelas.
Kebijakan Industri Otomotif Thailand Terorganisir melalui TAI dan TAIA
TAI merupakan wadah bagi kaum profesional yang berasal dari institusi pemerintah, swasta, maupun akademisi. Lembaga ini memiliki peran untuk melakukan kajian, analisa, serta berbagai rekomendasi kebijakan bagi industri Thailand di masa depan.
Sedangkan TAIA adalah himpunan bagi para pelaku industri otomotif—di Indonesia serupa dengan Gaikindo yang diperluas. Karena di dalam TAIA selain terdapat produsen manuafaktur besar, juga terlibat para produsen komponen dan akademisi.
Keseimbangan ini pun ajeg, di mana TAI memiliki peran mengharmoniskan ataupun menjaga argumentasi di setiap kebijakan agar tetap independen. TAI memang netral terhadap kepentingan pemerintah maupun swasta, tapi berorientasi terhadap kemajuan industri.
Atas masukan TAI, berbagai problem yang dihadapi para pelaku industri dapat diselesaikan, dari persoalan kendala investasi hingga fasilitas untuk meningkatkan kualitas produk. Fasilitas tersebut menjadi pusat peningkatan kualitas seperti uji emisi, pengembangan dan penelitian produk terkini a.l. teknologi hybrid hingga kendaraan berbasis baterai.
Sampai saat ini, sektor otomotif merupakan bagian penting dalam struktur perekonomian nasional Thailand. Setidaknya, sumbangsih sektor otomotif bagi PDB negeri itu mencapai 10%-12%, menempati peringkat kedua setelah sektor pariwisata sebagai kontributor terbesar.