Ulang Tahun ke-11 RS Ali Sibroh Malisi, Betawi Banget
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Ketua Dewan Pembina Yayasan Rumah Sakit Ali Sibroh Malisi Nila Candra Sari duduk berdampingan dengan Anggota Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi (Forum Jibang PBB) Setu Babakan Diana Murni Muzammil. Mereka duduk bersimpuh di aula RS yang berlokasi di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Kawasan PBB Imron Yunus bersama Sekretaris dan Anggota Forum Jibang lainnya yaitu Indra Sutisna, Lahyanto Nadie, Rudi Saputra, dan Yoyo Muchtar, menghadap kedua perempuan itu. Pengananan tradisional khas Betawi mulai dari gemplong, kue pisang, dan aneka buah berada di hadapan mereka.
Ketua Forum Jibang Abdul Syukur datang terlebih dahulu dan ia pulang juga lebih awal.
“Belum makan siang nih, jadi kita ngemil terlebih dahulu,” kata Rudi Saputra, yang juga dosen di Institut Sains Teknologi Negara (ISTN).
NASIHAT USTADZ KHOLID
Begitulah suasana ulang tahun ke-11 Rumah Sakit Ali Sibroh Malisi. Kondisi ruang sempit itu makin ceria ketika Ustadz Abdul Kholid Rimin bercerita dengan gaya Betawi yang keren.
Pemilik rumah sakit itu keluarga dr. Sibroh Malisi pun ikut ngakak mengikuti derai tawa hadirin.
“Jika kita memakai mahkota, maka kita tak bisa melihatnya. Tapi orang lain pasti bisa menilainya,” begitu ia memberikan analogi dalam pelayanan rumah sakit. Bagi rumah sakit yang berlokasi di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, itu hasil layanannya dirasakan oleh masyarakat sekitar.
“Meskipun pasien senang, tapi jangan berdoa agar orang banyak yang sakit,” kata ustadz dengan logat Betawi yang kental, Rabu, 7 Juni 2023.
PERJALANAN PANJANG
Dokter Sibroh Ali Malisi lalu bercerita bahwa perjalanan rumah sakit tersebut cukup panjang. Jika dihitung sejak ia memulai usaha, usiaya sudah mencapai 33 tahun. Namun resmi sebagai rumah sakit, diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 6 Juni 2012.
Ustadz Kholid kemudian mengenang peristiwa sebelas tahun lalu ketika peresmian rumah sakit tersebut. “Rhoma Irma, artis lenong, sampai ulama besar hadir sehingga terasa benar keberkahannya.”
Sebagai pemilik rumah sakit, ayah empat anak itu menyatakan akan memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat. Ia menularkan nilai-nilai budaya yang baik kepada para dokter, karyawan, hingga seluruh pemangku kepentingan.
PANTUN BETAWI
Sibroh berpesan bahwa ada empat rumah yang harus dijaga yaitu rumah sendiri, rumah tangga, rumah ibadah dan rumah sakit tempat mereka bekerja. “Empat rumah ini harus kita jaga secara sungguh-sungguh. Insya Allah kita semua bisa mengamalkannya.”
Kurang lengkap rasanya jika dokter yang aktif di Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi tersebut tidak berpantun untuk menyampaikan nasihatnya untuk para karyawan.
Kemudian dokter yang aktif di Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta tersebut menyampaikan pantun yang dakarangnya sendiri:
Marzuki beli celana
Kalau rejeki nggak kemana
Komitmen kita bersama
Melayani dengan paripurna