Hutama Karya Dapat Dua Proyek Baru Benilai Rp 1,2 Triliun

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA : PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mendapat 2 (dua) proyek baru senilai kurang lebih Rp 1,2 Triliun yakni Proyek Bendungan Cijurey paket II dan Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Benteng Kobema (Seksi Lubuk Puar – Sebakul).

Dalam pembangunan proyek Bendungan Cijurey paket II, Hutama Karya berkolaborasi dengan PT SAC Nusantara melalui kerjasama operasi (KSO) Hutama – SAC Nusantara, dengan porsi Hutama Karya 70% dan SAC Nusantara 30%.

Penandatanganan kontrak telah dilaksanakan pada Kamis (31/08) lalu di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kebayoran Baru Jakarta Selatan antara Executive Vice President Divisi Sipil Umum sekaligus Kuasa KSO Ari Asmoko dan Komisaris SAC Nusantara Gunawan Lukito.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo menyatakan bahwa lingkup pekerjaan Hutama Karya pada proyek Bendungan Cijurey ini adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan jalan akses inspeksi genangan, pekerjaan Bendungan utama, pekerjaan bangunan pengendali sedimen, pekerjaan instrumentasi dan pekerjaan sistem manajemen keselamatan konstruksi (SMKK).

“Hutama Karya sudah memiliki portofolio dalam membangun sejumlah bendungan besar seperti Bendungan Semantok, Bendungan Ameroro, Bendungan Ladongi, dan lain sebagainya. Sehingga kami yakin dalam menyelesaikan Proyek Bendungan Cijurey ini tepat waktu di tahun 2026 nanti,” ujar Tjahjo yang dilangsir dari laman resmi Perusahaan selasa (1 september 2023).

Lebih lanjut Tjahjo menyampaikan bahwa Hutama karya bekerja mengedepankan kualitas dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dengan menerapkan Green Construction dan Digital Construction. Apabila proyek ini telah rampung nantinya akan memberikan dampak yang besar yakni mengairi sawah seluas 2.047 Ha di Kabupaten Bogor, air baku sebesar 0,71 m3/detik, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 2 x 0,5 MW dan dapat mereduksi banjir sebesar 291,47 m3/detik.

“Proyek dengan nilai Rp 1,05 Triliun ini, akan mengimplementasikan sejumlah teknologi konstruksi seperti BIM sebagai upaya untuk pengendalian produksi dan kontrol mutu di lapangan dan penggunaan teknologi CCTV yang terkoneksi dengan program Project Management Information System (PMIS) yang dapat dikontrol secara real time,” terang Tjahjo.

Sementara untuk Proyek JDU SPAM di Bengkulu senilai Rp 246,8 Miliar, Hutama Karya berkolaborasi dengan PT Gala Karya melalui KSO Hutama – Gala, dengan porsi Hutama Karya 65% dan Gala Karya 35%. Proyek ini akan mengedepankan keterlibatan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja lokal dalam pembangunannya.

Penandatanganan kontrak proyek ini telah dilakukan pada Selasa (15/8) lalu di Kantor Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bengkulu antara Senior Vice President Divisi Sipil Umum Hutama Karya Oktavianus Sitanggang serta Direktur Utama Gala Karya Ibnu Irawan. Turut hadir Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bengkulu Noprisman, Direktur Air Minum Anang Muchlis dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Bengkulu Dendy Kurniadi, serta EVP Divisi Sipil Umum Ari Asmoko yang hadir secara online.

“Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2024 mendatang, dimana nantinya akan membantu mengalirkan air minum ke Kabupaten Bengkulu Tengah dengan kapasitas 113 L/ detik, Kabupaten Seluma 62 L/detik dan ke kota Bengkulu 225 L/detik,” ujar Tjahjo.

Lingkup pekerjaan pada proyek ini adalah pemasangan pipa High Density Polyethylene (HDPE) yang sering digunakan dalam pengerjaan pengairan air yang awet hingga 50 tahun sehingga perairan akan dipastikan aman untuk waktu yang lama. Selain itu, Hutama Karya juga mengerjakan pemasangan pipa dengan metode Open Trench (galian terbuka) dan pekerjaan jembatan pipa sepanjang 26.840 m.

“Proses pekerjaan ini nantinya akan dilakukan dengan terus melakukan pengawasan dari sisi manajemen risiko, penerapan sistem K3 yang baik agar para pekerja lebih efektif tanpa khawatir adanya bahaya dan risiko yang ada di lapangan,” ujar Tjahjo.

Tjahjo juga menjelaskan bahwa dalam konstruksinya, akan diterapkan metode horizontal directional drilling untuk mempermudah pemasangan jaringan pipa air bersih maupun fiber optik dan dilakukan juga pengukuran ulang dengan GPS real time kinematic (RTK).

“Hutama Karya optimis dapat menyelesaikan proyek dengan tepat waktu dan tepat mutu karena sebelumnya Hutama Karya memiliki portofolio yang baik dalam pengerjaan proyek serupa yakni proyek SPAM Semeru di Jawa Timur dan juga proyek JDU SPAM Mebidang di Medan,” imbuh Tjahjo.

Di samping pencapaiannya dalam meraih 2 kontrak baru, selama periode 1 Januari Hingga 31 Agustus 2023, Hutama Karya juga telah merealisasikan pembayaran sebesar Rp 17,19 Triliun kepada 1.660 mitra kerja. Pembayaran tersebut direalisasikan kepada mitra kerja di bisnis jasa konstruksi, badan usaha jalan tol, hingga kantor pusat. Adapun hingga akhir tahun 2023, Hutama Karya masih akan terus melakukan realisasi pembayaran sebesar Rp 10 Triliun kepada 835 mitra kerja.

Pembayaran kepada mitra kerja ini merupakan komitmen Hutama Karya atas dukungan para mitra kerja terhadap percepatan pembangunan proyek-proyek perusahaan, utamanya Jalan Tol Trans Sumatera.

“Ini juga menunjukkan bahwa bisnis Hutama Karya saat ini memiliki kemampuan dalam memenuhi hak mitra kerja serta menjaga kepercayaan mereka,” tutup Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.

Hingga TW 3 atau akhir juli 2023, Hutama Karya juga mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 19,02 triliun dengan segmen yang memberikan kontribusi terbesar adalah bersumber dari sektor Jalan dan Jembatan dan disusul dengan sektor gedung.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in EPC