Jurus Salim Group Delisting di Sektor Infrastruktur

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Akan sulit melacak jejak korporasi Salim Group di sektor infrastruktur. Pasalnya, konglomerat ini mulai menghapus pencatatan sahamnya di berbagai bursa efek lewat delisting sukarela. Tahun ini, berdasarkan informasi Kontan, Salim telah melakukan delisting dua perusahaan miliknya dari Bursa Efek Singapura dan Bursa Efek Filipina.

Berita paling anyar, juga datang dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menyusul rencana go private PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). Rencana delisting META itu diumumkan Selasa malam, 7 November 2023.

Atas permintaan manajemen META pula, BEI menghentikan perdagangan saham META sejak sesi pertama 8 November 2023 hingga pengumuman lebih lanjut. Untuk memuluskan rencana delisting, META akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Desember 2023.

KOMPOSISI KEPEMILIKAN

Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 6 November 2023, PT Metro Pacific Tollways Indonesia saat ini menguasai 13.220.263.850 saham META, setara 74,65%.

Sementara PT Indonesia Infrastructure Finance (IF) mendekap 1.453.067.500 saham, setara 8,20% dari modal disetor dan ditempatkan penuh pada PT Nusantara Infrastructure Tbk.

Di sisi lain, 385.455.000 saham atau 2,18% tercatat sebagai saham treasury. Dengan demikian, jumlah saham yang dimiliki investor dengan kepemilikan di bawah 5% sebanyak 2.651.921.844 saham, setara dengan 14,97%.

KETERKAITAN SALIM GROUP

Meski mengejutkan, langkah META sejatinya selaras dengan langkah induk usahanya yang berbasis di Filipina. PT Metro Pacific Tollways Indonesia yang saat in bertindak sebagai pengendali, merupakan anak usaha Metro Pacific Investment Corporation (MPIC).

Entitas ini merupakan konglomerasi yang membenamkan investasinya di bisnis kelistrikan, jalan tol, pengelolaan air, kesehatan, logistik dan light rail transit (LRT) di Manila. Tterhitung sejak 9 Oktober 2023 MPIC telah resmi delisting dari Bursa Efek Filipina atau Philippine Stock Exchange (PSE).

Anthoy Salim

Proses delisting itu setidaknya sudah dimulai sejak 6 Juli 2023, ketika para penawar sekaligus pemegang saham MPIC yang terdiri dari Metro Pacific Holdings, GT Capital Holdings, Mit-Pacific Infrastructure Holdings, dan MIG Holdings, mengumumkan rencana untuk tender offer sukarela.

Metro Pacific Holdings merupakan entitas yang dimiliki First Pacific Company Limited, perusahaan investasi yang bermain di bisnis telekomunikasi, infrastruktur, sumberdaya alam, dan produk makanan yang listing di Bursa Efek Hong Kong. First Pacific Company Limited sendiri merupakan entitas vang dikendalikan ole Anthony Salim.

MENGALIR SAMPA KE AIR BERSIH

Selain infrastruktur jalan tol, Salim Group ternyata juga mengalirkan modalnya ke bisnis air bersih. Koplo merasi ini juga telah berupaya menghilangkan jejak usahanya di pengelolaan air bersih dengan keluar dari Bursa Efek Singapura atau Singapore Stock Exchange. Entitas dimaksud adalah Moya Holdings Asia Limited yang telah delisting efektif sejak 4 Januari 2023.

Merujuk dokumen resmi Moya, saat ini investor minoritas mash mengempit 0,39% saham perusahaan pengelolaan air tersebut. Sementara 13,15% lagi didekap GW Redwood Pte., Ltd. Sedangkan Tamaris Infrastructure Pte. Ltd., menguasai 86,46% saham Moya.

Tamaris Infrastructure merupakan perusahaan yang dimiliki Garrison Investment Holdings Ltd. Entitas yang disebut terakhir ini dikendalikan oleh Anthoni.

Go private akan memberikan Tamaris lebih banyak fleksibilitas dan kontrol untuk mengelola bisnis perusahaan, mengoptimalkan pengelolaan perusahaan dan sumber daya permodalan, serta memfasilitasi pelaksanaan setiap operasional perusahaan.

Meski berpusat di Singapura, seluruh basis operasi bisnis Moya Holdings Asia Limited berada di Indonesia. Konglomerasi itu merupakan pemilik sederet perusahaan pengelolaan air bersih di berbagai daerah, seperti Aetra Air Tangerang, Air Bersih Jakarta, Aetra Air Jakarta, Air Semarang Barat, dan Acuatico Air Indonesia.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis