Istana Bogor, Olah Raga dan Memberi Makanan Rusa

INDOWORK.,ID, BOGOR: Bukan saya malas ke Bogor, payung Jepang di rumah Cina. Bukan saya malas menegor, karena slempang ada yang punya.

Setiap kali mendengar kata Bogor, saya selalu ingat pantun yang disampaikan oleh ayah saya. Itu pantun Betawi tentang percintaan remaja. Di mana seorang pemuda yang menaksir gadis, ia tak berani bertanya.

Jumat, 12 Januari 2024, saya kembali mengunjungi kota Bogor. Kali ini untuk rapat kerja Lembaga Pers Dokter Soetomo (LPDS) yang digelar hingga Ahad, 14 Januari 2024. Menumpang kereta api dari stasiun Universitas Indonesia ke stasiun Bogor hanya butuh waktu 29 menit.

JALAN KE KEBUN RAYA

 Taman Kencana

Rapat digelar di Swissbell Hotel Bogor di Jalan Salak yang strategis sehingga ketika jeda kami dapat berjalan-jalan ke Kebun Raya. Sabtu, 13 Januari 2024, tim LPDS melakukan olah raga bersama. Kami berjalan kaki ke Kebun Botani Bogor.

Kebun ini dioperasikan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional. Kebun ini terletak di pusat kota Bogor dan bersebelahan dengan kompleks istana kepresidenan Istana Bogor.

Berjalan kaki seputar Kebon Raya tentau saja melewati Istana Bogor. Istana ini merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan faunanya. Salah satunya adalah keberadaan rusa-rusa yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.

MEMBERI MAKAN RUSA

Saat ini sudah menjadi tren budaya warga Bogor dan sekitarnya berjalan-jalan di seputaran Istana Bogor sambil memberi makan rusa-rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani-petani tradisional warga Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel-wortel tersebut setiap hari libur.

Sekarang Istana Bogor digunakan sebagai tempat kediaman Presiden Joko Widodo sekaligus digunakan untuk menyambut tamu dari negara lain. Namun khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan sebelumnya meminta izin ke Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah Tangga Kepresidenan.

GAYA ARSITEKTUR NEOKLASIK

 Istana Bogor pada pagi hari

Menurut Wikipedia, dibuka pada 1968, istana ini dimulai dibangun pada 1744 dengan gaya arsitektur neoklasik dengan Baron Van Imhoff. Istana Bogor berada di kota ini pada era kolonial bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti “tanpa kekhawatiran”. Sejak 1870 hingga 1942, merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.

Pada 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

SOTO BENING PAK HASAN

Setelah berolah raga, tim LPDS menyempatkan diri untuk singgah di salah satu warung makan yakni, soto bening khas Bogor H. Hasan yang bertempat di Kampung Cilibende Jalan Lodaya II, tepatnya di depan Lapangan dekat kampus IPB Cilibende, Kelurahan Babakan, Sabtu, 13 Januari 2024.

Selain untuk makan pagi, soto daging yang sudah berdiri puluhan tahun ini menjadi tempat nostalgia, karena soto tersebut merupakan soto favorit bagi Indria Prawitasari, General Manager LPDS yang bermukim di kota ini sejak 1990.

Warung Soto Pak Hasan selalu ramai dan menjadi soto favorit masyarakat setempat. Dengan irisan khas Pak Hasan mulai dari daging, paru, kikil, urat dan sengkel serta ditambah bahan rempah-rempah lainnya, rasa soto Pak Hasan ini sangat enak. Harga per porsi hanya Rp35.000. “Padahalan ketika dikelola oleh Pak Hasan Rp50.000,” kata Indri.

Kini warung soto itu dikelola oleh anaknya. Ah, nikmatnya.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Headline