Ipoh Night Market, Wajib Dikunjungi Jika ke Perak
INDOWORK.ID, JAKARTA: Jika Anda ke Malaysa, atau tepatnya ke Negara Bagian Perak, maka Ipoh Night Market wajib dikunjungi. Jangan lupa jalan-jalan juga ke Kellie’s Custle.
Sabtu, 27 Januari 2024, saya check in di Bandara Soekarno-Hatta untuk penerbangan Jakarta-Penang. Penerbangan ke negara jiran itu hanya membutuhkan waktu 2 jam 10 menit. Mendarat di Bandar Udara Internasional Penang siang menjelang sore. Ini adalah sebuah Bandar Udara yang melayani Pulau Pinang, Malaysia.
Bandara ini terletak 16 km dari George Town, ibu kota Pulau Pinang, di bagian selatan pulau Pinang di sebelah Kawasan Perindustrian Bayan Lepas, dan karenanya dikenal juga sebagai Bandar Udara Internasional Bayan Lepas.
Sebelum melanjutkan perjalanan, saya mengisi perut dengan makanan khas Malaysia, laksa. Menu ini dilengkapi dengan udang dan ayam suir. Oh, nikmatnya.
KELLIE’S CASTLE DI IPOH
Hari pertama ini memang saya ingin menghabiskannya di Negara Bagian Perak. Tujuannya untuk melihat peninggalan penjajahan Inggris, Kellie’s Castle, yang berada di Ipoh.
Kastil Kellie adalah sebuah kastil yang terletak di Batu Gajah, Distrik Kinta, Perak, Malaysia. Rumah yang belum selesai dan hancur, dibangun oleh seorang penanam Skotlandia bernama William Kellie-Smith. Menurut catatan yang berbeda, itu adalah hadiah untuk istrinya atau rumah untuk putranya.
Dari bandara saya naik taksi ke stasiun kereta dengan sopir wanita cantik keturunan China. Ongkosnya RM50 dibayar tunai. Sang sopir sangat disiplin. Ia tak mau menyalip dengan kecepaan 80 km per jam. Padahal saya harus mengejar kereta pukul 16.00 dan harus sudah tiba di stasiun 30 menit sebelumnya.
Untung dapat diraih. Sepuluh menit menjelang keberangkatan saya sudah tiba di stasiun.Sepanjang perjalanan tampak pemandangan indah, baik berupa bukit maupun laut. Saya menyempatkan makan siang dengan menu nasi lemak yang berisikan ikan teri, daging ayam, dan telur dadar disuir.
KTM Berhard yang mengurus persoalan kereta api bekerja dengan baik. Ruang kereta bersih, mushalla relatif luas dan toilet yang bersih. Penumpang pun nyaman. Tampak beberapa warga lokal dan turis dari manca negara menikmati perjalanan itu.
Di samping saya, seorang lelaki berusia 70 tahun bercerita tentang negarannya. Tak terasa obrolan kami berkembang menjadi masalah kebudayaan, agama dan politik. Obrolan itu membuat perjalanan dari Penang ke Ipoh makin terasa mengasyikkan.
IPOH NIGHT MARKET
Menjelang sore, saya tiba di Stasiun Ipoh. Perjalanan dilanjutkan dengan naik taksi ke Hotel Weil yang berada di tengah kota. Setelah istirahat sejenak dan shalat maghrib, kami memburu makan malam. Tujuannya adalah Ipoh Night Market. Berbagai penganan ada di sini. Saya memilih kambing bakar dan sop buntut. Berat memang, tapi uenaak sekali.
Ipoh Night Market adalah port yang terletak di bandaraya Ipoh di Jalan Sultan Azlan Shah (bertentangan dengan Aeon Ipoh). Di pasar malam ini juga tersedia pakaian, kosmetik, hingga mainan anak-anak.
Pasar ini memiliki ruang parkir yang luas sehingga para pelanggan yang datang lebih leluasa. Sambil menikmati makanan pengunjung dihibur dengan alunan lagu-lagu yang dipersembahkan oleh kelompok musik dari akustik hingga band.
KUMPULAN BAND
Lagu-lagu dari Indonesia juga banyak dinyanyikan oleh musisi lokal. Ketika saya sedang menikmati sop buntut, atau dengan bahasa setempat disebut sebagai sop ekor panas, lagu dari Ebit G Ade pun mengalun. Di panggung lain terdengar lagu-lagu Melayu yang populer di Indonesia pada 1970-an.
“Kumpulan band dari anak tempatan juga menggamatkan serta memeriahkan lagi suasana di Ipoh Night Market ini,” kata seorang pengunjung dengan logat lokal yang kental.
*) Ditulis oleh Lahyanto Nadie, penguji kompetensi wartawan di Lembaga Pers Dokter Soetomo (LPDS)