Harga Beras Naik dan Tekanan Media Massa

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Ada kalanya media memiliki agenda setting yang sama terutama untuk suatu isu yang sedang hot dibicarakan publik, antara lain soal lonjakan harga beras. Namun media juga memilki gaya dan cara berbeda dalam mengangkat persoalan yang sedang menjadi isu publik.
Ada media yang mem-blow up isu hanya dari sumber resmi pemerintah. Tapi ada pula media yang mencari sumber info dari pihak lain yang kompeten dan related.
Media yang bertanggungjawab kepada kepentingan pembaca lebih mengutamakan konten yang berkualitas dengan narasumber yang layak dipercaya. Sehingga dalam melihat kasus lonjakan harga beras, penyebabnya ternyata bukan semata soal supply demand.
Tapi meroketnya harga beras justru dipicu oleh pemberian beras Bansos yang dilakukan secara ugal-ugalan menjelang Pilpres 2024 seperti yang disajikan dalam reportase Tempo beberapa waktu lalu.
Liputan dibawah ini cuma berita biasa soal repotnya wartawan liputan di Pasar Induk Beras Cipinang. risiko jadi wartawan:
Jakarta, Kompas.com—Mencari informasi seputar harga beras terkini di pasaran, mendadak jadi pekerjaan sulit. Padahal, kata Kepala Negara, harga beras sekarang sudah turun, jurnalis harus mengeceknya sendiri ke pasar.
Pengalaman itu dialami Kompas.com ketika bertandang ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur. Tetapi ketika hendak menuju ke salah satu toko itu, seorang petugas keamanan menghampiri. Di dada kirinya tertera nama, Unggul. Ia kemudian meminta surat tugas untuk meliput di area Pasar Induk Beras Cipinang.

PROGRAM BANSOS

Reportase Koran Tempo:
Kenaikan harga beras itu terjadi karena stoknya berkurang akibat program bansos dirapel pada awal februari. Seharusnya seperti perencanaan tahun lalu, bansos beras reguler dibagikan tiap bulan atau maksimal 3 bulan.
Akibatnya, Bulog harus menguras cadangan berasnya sebanyak 1,32 juta ton. Mengeluarkan beras dari gudang sekaligus membuat stoknya kosong. Akibatnya, harga beras melesat.
Sebelumnya, di IG saya mention Kepala Bulog mas Bayu Krisnamurthi untuk memberikan penjelasan soal lonjakan harga beras. Eh yang nongol malah keterangan Ibu Direktur Bisnis Bulog. Isi penjelasannya aneh. Dia menyebutkan kenaikan harga beras akibat meningkatnya konsumsi nasi penduduk Eropa.
*) Ditulis oleh Tjahja Gunawan, Wartawan Senior.

What is your reaction?

0
Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly

You may also like

Comments are closed.

More in Bisnis