Korupsi Merobek Perasaan Keadilan
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Bagi saya: sangat menginjak, menusuk dan merobek perasaan keadilan. Makin perih mendengar wacana yang berkembang tentang memberi maaf koruptor yang bersedia mengembalikan uang rampokan secara diam-diam.
Li Jianping dihukum mati. Dari Kompas.com saya baca bahwa Jianping merupakan mantan pejabat Daerah Otonomi Mongolia Dalam. Sudah pasti merupakan petinggi partai. Jianping terbukti melakukan korupsi yang menimbulkan kerugian negara sebesar Rp6,6 triliun. Konon itu, jumlah korupsi terbesar sepanjang sejarah China.
Di berita yang lain saya membaca ucapan pejabat China: “Kita perlu menghilangkan satu orang untuk memberi pelajaran kepada 1,4 miliar rakyat China”.
Sekedar perbandingan. Korupsi PT Timah mengakibatkan kerugian negara Rp271 triliun. Jumlah itu lebih dari 40 kali kerugian yang ditimbulkan oleh korupsi Jianping untuk China. Baru pagi ini saya baca, salah satu pelakunya, dihukum 6,5 tahun penjara. Dari bagian pertimbangan hakim, karena bersikap sopan dan harus menghidupi keluarga. Boleh jadi juga karena wajah yang tampan dan istri yang cantik jadi bahan pertimbangan yang tak diucapkan.
Sangat tidak adil! Tapi tiap orang memang punya paradigma dan preferensi masing-masing dalam hidup dan perilaku, sesuai pandangan, nilai-nilai dan keyakinan masing-masing.
MEROBEK KEADILAN
Bagi saya: sangat menginjak, menusuk dan merobek perasaan keadilan. Makin perih mendengar wacana yang berkembang tentang memberi maaf koruptor yang bersedia mengembalikan uang rampokan secara diam-diam.
Memaafkan koruptor yang mengembalikan uang curian nya, jelas pelanggaran Undang Undang. UU No. 31 Tahun 1999 dengan tegas mengatur bahwa “pengembalian kerugian keuangan negara, tidak menghapus kasus pidana pelakunya” (pasal 2 dan 3)
Saya bukan ahli hukum. Terlebih lagi, saya tidak percaya di Indonesia, saat ini, ada keadilan hukum.
Pakai akal sehat saja, saya ingin mengemukakan dua argumen.
Pertama, korupsi bukan hanya sekedar perampokan kekayaan, tapi petaka kemanusiaan. Simak beberapa cerita sederhana ini. Barisan anak yang cacat seumur hidup, karena bantuan vaksinasi diembat koruptor. Korban bencana alam, yang kedinginan, sakit dan mati karena bantuan kemanusiaan ditilep sama koruptor. Fakir miskin yang kelaparan, karena bantuan sosial digasak sama koruptor!!
Kedua, kerugian ekonomi dan social akibat perilaku korup jauh melebihi uang yang dinikmatai para koruptor. Kerusakan lingkungan, ekonomi dan sosial, sering tak mampu kita hitung dalam nilai rupiah. Saya puluhan kali menulis dan menantang: Bertaruh, Indonesia tidak mungkin mencapai era keemasan, kalau perilaku korup tidak diberantas.
JADI KORUPTOR
Konon anak-anak Somalia, ketika ditanya tentang cita-cita nya, kelak setelah dewasa, banyak yang menjawab ingin menjadi bajak laut! Keren, maco, ditakuti orang dan banyak duit! Saya membayangkan sehabis menyantap makan siang gratis, anak-anak Indonesia ditanya apa cita-citanya.
Jangan kaget kalau anak-anak itu menyatakan keinginannya menjadi koruptor! Pekerjaan paling enak di Negara ini. Kalau tidak ketahuan, sungguh menyenangkan. Kalau ketahuan, cukup mengembalikan sebagian barang curian secara diam-diam.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id