Astrabi Siapkan Maen Pukulan Betawi Go International
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Main gundu di rumah orang
Pake batu sebiji pete
Dari dulu sampai sekarang
Silat itu ciri khas kite
Budaya pantun yang melekat di masyarakat Betawi membuat suasana di GOR Bulungan makin meriah. Apa lagi pantun itu dilantunkan oleh Sekda Marullah Matali dalam acara pelantikan dan pengukuhan pengurus pengurus Asosiasi Pencaksilat Tradisi Betawi (Astrabi).
Marullah Matali dan Yusron Sjarief dalam mengembangkan silat tradisi melahirkan permainan cantik dan pengelolaan manajemen yang lebih profesional. Itulah komitmen Astrabi).
Bang Uwo, panggilan akrab KH Marullah Matali selaku Ketua Dewan Pembina Astrabi dan Bang Uchon, sebutan popular Ketua Umum Astrabi Yusron Sjarief memiliki komitmen yang penuh atas pengembangan seni bela diri ini.
Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina Selatan, dan Thailand Selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara.
Di bumi Betawi, pencak silat alias maen pukulan, berkembang sejak lama. Masyarakat Betawi memiliki banyak aliran makin pukulan a.l. Cingkrik, Gie Sau, Beksi, Kelabang Nyebrang, Merak Ngigel, Naga Ngerem, Jalan Enam, dan masih banyak lagi.
MAKIN CANTIK
Marullah Matali yang saat ini mendapat amanah sebagai Sekda DKI Jakarta, secara resmi melantik dan mengukuhkan pengurus ASTRABI periode 2022- 2027 di gedung olahraga (GOR) Bulungan, Jakarta Selatan, Ahad (12 Juni 2022).
Dengan pengurus baru, Bang Uwo berharap silat betawi makin cantik, baik dari segi permainan (jurus) maupun pengelolaan (manajemen) mengingat pentingnya menjaga tradisi silat.
“Dulu kakek kita, engkong-engkong kita, biasa maen pukulan. Bukan buat maen jago-jagoan. Tapi untuk menjaga badan agar tetap kokoh dan sehat,” ujarnya saat melantik dan mengukuhkan pengurus Astrabi masa bakti 2022- 2027), di gedung olahaga (GOR) Bulungan, Jakarta Selatan.
Hadir sejumlah tokoh antara lain Kepala Dinas Olahraga Prov DKI Jakarta Achmad Firdaus, Walikota Jakarta Selatan Munjirin, Sekretaris DPRD Provinsi DKI Jakarta Firmansyah dan Sekretaris Perusahaan Perumda PALJaya Tanto Tabrani, Pengurus Forum Jurnalis Betawi (FJB) serta undangan lainnya. Pengukuhan juga disaksikan Dewan Penasehat Astrabi Abu Sadelih dan Ketua Lembaga Kebudyaan Betawi (LKB) Beki Mardani.
Bang Uwo mengungkapkan pentingnya menjaga tradisi silat atau yang di Betawi biasa disebut Maen Pukulan. “Dulu kakek kita, engkong-engkong kita, biasa maen pukulan. Bukan buat maen jago-jagoan. Tapi untuk menjaga badan agar tetap kokoh dan sehat,” ujarnya.
Ia mengutip ungkapan lama mensana in corporesano, akal yang sehat itu ada di dalam badan yang kokoh dan kuat.
GO INTERNATIONAL
Menurut dia, wilayah DKI Jakarta terdiri dari 44 kecamatan, 267 kelurahan, 6.000 RW dan sekitar 30.000 RT. Pekerjaan rumah pengurus baru ini adalah mencari bagaimana caranya dapat memberi semangat ke wilayah Jakarta dengan seni maen pukulan Betawi. Tidak masalah dengan corak dan jenis silatnya yang banyak jenis. Tidak masalah. Karena semua perbedaan itu justru akan memperkaya khasanah dan budaya. “Yang penting tunjukkan seni silat yang cantik,” katanya.
Ia menyatakan Pemprov DKI Jakarta mendukung kegiatan Astrabi dan berharap organisasi ini mampu menyemarakkan panji-panjinya tidak hanya di Jakarta, tapi di seluruh Nusantara, bahkan internasional. Ia mencontohkan Pencak Silat IPSI yang sudah lebih dahulu mendunia. Karenanya silat tradisi Astrabi harus mulai diperkenalkan ke khalayak lebih luas, bukan untuk bersaing untuk hal-hal yang sifatnya negatif. “Namun dalam rangkaian fastabikhul khairat, guna berbuat kebajikan,” tambahnya.
MENGUKUHKAN MARTABAT
Sementara itu, Bang Uchon mengungkapkan Astrabi didirikan untuk mengukuhkan martabat seni maen pukulan Betawi. Itulah sebabnya ia terus memberi semangat kepada semua pemangku kepentingkan silat.
Ia berkomitmen bahwa di bawah kepempinannya Astrabi dapat menjadi organisasi yang berwibawa dan memberi manfaat untuk masyarakat serta membawa kemaslahatan buat masyarakat banyak.
Bang Uchon mengingatkan bahwa pengurus harus menghidupkan organisasi, bukan pengurus hidup dari organisasi. “Ini menjadi nilai tradisi organisasi Astrabi,” tegas cucu dari Guru Amin, ulama legendaris Betawi itu.
Kepengurusan ASTRABI selain di tingkat pusat juga didukung oleh pengurus wilayah (koordinator wilayah) di 5 wilayah kota Jakarta dan Kepulauan Seribu, serta Korwil Bekasi, Depok, Bogor dan Tangerang. Untuk internasional ada Korwil ASTRABI di kota Antofagasta, Chile, Amerika Selatan dan sebentar lagi akan dibuka Korwil ASTRABI di Spanyol dan Serena, satu kota lain di Chile.