Misi Luar Angkasa Sir Richard Branson dengan Land Rover: Kebanggaan Teknologi Inggris yang Kini Dimiliki India
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Perjalanan ke luar angkasa memasuki babak baru pada 12 Juli 2021, setelah miliuner Sir Richard Branson (founder Virgin Group) melakukan “tur singkat berdurasi sekitar 60 menit” ke luar angkasa menggunakan pesawat sendiri, VSS Unity milik Virgin Galactic.
Keberhasilan Sir Richard Branson di Luar Angkasa dan Pesan Nasionalisme
Branson pun menjadi miliuner pertama di dunia yang berhasil jalan-jalan ke luar angkasa. Branson telah mencapai “halaman depan” angkasa di ketinggian sekitar 80 km dari titik lepas landas di New Mexico, Amerika Serikat.
Keberhasilan miliuner asal Inggris ini lebih cepat 8 hari dari Jeff Bezos, pengusaha Amerika Serikat-Founder Amazon, yang juga sukses ke luar angkasa lewat pesawat Blue Origin pada 20 Juli 2021.
Menariknya, saat pesawat VSS Unity mendarat dengan mulus di landasan New Mexico, dua mobil sport utility vehicle (SUV) mewah sudah siap menyambut pesawat ke lokasi acara penyambutan sang miliuner. Satu unit Land Rover Defender 110 bertugas menarik pesawat VSS Unity ke Spaceport New Mexico, sementara Range Rover Astronaut Edition mengawalnya di sisi samping pesawat.
Land Rover, Potret Kemajuan Merek Otomotif Inggris
Penggunaan mobil Range Rover dan Land Rover dalam misi luar angkasa Sir Richard Branson bukanlah tanpa maksud. Sebagai miliuner berkebangsaan Inggris, misi luar angkasa Sir Richard memiliki dimensi sampiran, yakni lambang kemajuan teknologi Inggris membangun pesawat luar angkasa sendiri.
Kebanggaan baru bangsa Inggris di industri luar angkasa ini makin lengkap dengan kehadiran mobil Land Rover. Land Rover adalah mobil sebagai potret kemajuan merek otomotif Inggris, meski sejak 2008 tidak dimiliki lagi oleh Inggris.
Land Rover adalah kebanggaan Inggris di industri otomotif dunia, yang terkenal sebagai SUV premium berkemampuan tinggi di medan off-road dan berpenggerak empat roda (four wheel drive). Berpusat di Coventry, Inggris, Land Rover bisa dibilang mobil nasional Inggris yang menjejak di dunia sejak 1948 yang dikembangkan oleh British Leyland Motor Corporation.
Namun, pasang surut pasar otomotif dunia membuat Britih Leyland harus menjual sahamnya di Land Rover, sehingga merek ini beberapa kali pindah kepemilikan. Contohnya pada 1994 hingga 2000, merek ini diakuisisi oleh BMW Group asal Jerman.
Namun, kondisi ini tak berlangsung lama, karena pada tahun 2000, BMW menjual kepemilikannya di Land Rover pada raksasa otomotif asal Amerika Serikat, Ford Motor Company. Akibat kinerja keuangan yang buruk pasca-krisis ekonomi, Ford terpaksa melego sahamnya di Land Rover pada Tata Motors Limited, perusahaan otomotif asal India, pada 2008.
Merek Otomotif Inggris: Dari Kepemilikan Inggris ke Kepemilikan India
Akuisisi senilai US$ 2,3 miliar itu menjadikan Tata Motors sebagai pemilik merek baru Land Rover bersamaan dengan merek Jaguar. Dengan demikian sejak 2008 hingga tahun 2021, perusahaan India, Tata Motors, menjadi pemilik dua merek mobil Inggris sekaligus: Jaguar dan Land Rover.
Selain Jaguar dan Land Rover, merek-merek mobil asal Inggris banyak yang sudah berganti kepemilikan. Artinya merek-merek itu tidak dimiliki lagi oleh perusahaan atau pengusaha Inggris, contohnya MG (Morris Garage) yang dirintis oleh William Morris di Birmingham, Inggris, pada 1924. Sejak 2005, Nanjing Automobile Group asal China mengakuisisi MG Rover Group.
Namun, tak lama kemudian Nanjing Automobile diakuisisi oleh perusahaan China lainnya, Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC) pada 2007 dan mengubah namanya menjadi MG Motor UK Limited. SAIC juga menjadi pemegang saham di PT SGMW Motor Indonesia (WulingMotors).
Di daratan Eropa, dibandingkan merek-merek otomotif asal Jerman dan Prancis, merek-merek otomotif atau mobil nasional Inggris sebagian besar sudah berganti kepemilikan alias tidak lagi dimiliki oleh perusahaan atau pengusaha Inggris, akibat problem keuangan atau kalah bersaing di pasar. Padahal mobil-mobil nasional Inggris tersebut memiliki jejak cemerlang di industri otomotif dunia dengan karakter produknya yang unik; “british style” seperti MINI dan Rolls-Royce.
Sementara merek-merek otomotif asal Jerman atau Prancis seperti Mercedes-Benz atau BMW dan Peugeot atau Renault masih eksis dan tetap dimiliki oleh pemerintah atau perusahaan Jerman/Prancis.
Saat ini mobil-mobil nasional Inggris bisa dikatakan telah kehilangan kewarganegaraannya dan telah menjadi warga dunia, setelah dimiliki oleh pengusaha atau perusahaan non-Inggris. Berikut daftar mobil nasional Inggris yang dimiliki perusahaan non-Inggris
Keberhasilan dan kegagalan program mobil nasional di dunia
Seperti Inggris, beberapa negara di daratan Eropa diketahui pernah membangun mobil nasional sendiri tapi gagal secara bisnis hingga dimatikan mereknya. Seperti Belanda yang pernah memiliki merek mobil DAF, Rumania (Lada). Australia (Holden resmi dihentikan per tahun 2021), dan Swedia (Volvo yang kini dikendalikan oleh Geely/China).
Meski banyak mobil nasional di dunia gagal bersaing terutama di era globalisasi dan perdagangan bebas, beberapa negara masih “penasaran” dan mencoba peruntungannya dengan membangun mobil nasional baru-baru ini. Keberhasilan membangun mobil nasional masih dianggap salah satu pencapaian tinggi secara teknologi bagi satu negara karena mampu dan menguasai industri otomotif.
Keberhasilan program mobil nasional juga banyak diartikan sebagai keberhasilan satu negara menguasai teknologi tinggi yang mencerminkan tingkat kemajuan satu negara, seperti yang dilakukan Vietnam baru-baru ini.