Intip Orang Pertama Yang Bayar Di Gardu Tol Jagorawi

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Pembangunan Jalan Tol Jagorawi mulai pada 1973 dengan kontraktor Hyundai dari Korea dan konsultan supervisi Amman & Whitney dari Amerika Serikat.

Pemerintah memutuskan untuk membangun Tol Jagorawi bersama Bina Marga sebagai tim pelaksana. Pemerintah melihat kegiatan masyarakat di bidang ekonomi dan sosial semakin meningkat. Mobilitas penduduk juga mengalami percepatan.

Presiden Soeharto menandatangani prasasti peresmian jalan Tol Jagorawi pada 9 Maret 1978

Hal ini terjadi karena ekonomi Indonesia mengalami perubahan struktur. Indonesia yang awalnya negara agraris menjadi negara semi industri. Akibatnya, terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan teknologi, dan kebijakan industrialisasi.

Sementara itu, keadaan jalan yang bercampur fungsi akan menimbulkan kepadatan lalu lintas dan menghambat kelancaran roda ekonomi.

Mulanya, pemerintah merencanakan pembangunan jalan Tol Jagorawi sebagai akses penghubung antara Jakarta-Bogor dalam mendukung alur distribusi ke lokasi pabrik Semen Cibinong.

Pemerintah memiliki alasan tersendiri kenapa memilih lokasi antara Jakarta-Bogor-Ciawi, dalam kajian ini jalan tol akan difungsikan sebagai alternatif jalan lama yang sudah padat.

Presiden Soeharto membayar Tol pertama kali di gardu Tol Jagorawi

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan supervisi dilaksanakan dari 1974-1978. Selama pelaksanaan pembangunan proyek Jagorawi, Ditjen Bina Marga mempunyai gagasan untuk menerapkan sistem jalan tol di Indonesia.

Kemudian, untuk mewujudkan gagasan sistem tol yang terintegrasi Ditjen Bina Marga melakukan studi Jakarta-West Java Tollway System pada 1975-1976.

PENDIRIAN PERUSAHAAN JALAN TOL PERTAMA  

Dirjen Bina Marga, Dr. Ir. Poernomosidi Hadjisarosa menugasi Ir. Joewono Kolopaking dan Ir. Sunaryo Sumardji untuk mempersiapkan dan mengambil langkah-langkah dalam membantu pendirian suatu perusahaan jalan tol.

Penjelasan konsep sistem Tol oleh Ir. Sutami kepada
Presiden Soeharto di Gedung Agung Yogyakarta.

Mereka memberikan penjelasan secara langsung tentang kebijaksanaan umum maupun khusus yang telah Direktorat Jenderal Bina Marga rancang dalam membina jalan tol di Indonesia. Mereka menyampaikan hal tersebut kepada Presiden Soeharto sebelum diajukan pada rapat kerja Departemen PUTL dengan DPR RI pada Februari 1977.

Sehingga, Jasa Marga sebagai pionir jalan tol pertama di Indonesia dipercaya membangun dan menerapkan sembilan ruas jalan sebagai jalan dan jembatan tol.

Sembilan ruas jalan dan jembatan Tol itu adalah Jalan Tol Jakarta-Tangerang, Jalan Tol dalam kota Jakarta, busur Barat-Selatan, Jakarta-Cikampek, dan Semarang Utara-Selatan. Selain itu, ada Jalan Tol Surabaya-Gempol, Belawan-Medan-Tanjung Morawa, Jembatan Layang Wonokromo, Jembatan Tol Sungai Kapuas, Pontianak serta Tallo Lama, Ujung Pandang.

 

You may also like

Comments are closed.

More in Foto