Hutama Karya Garap Proyek Power Plant 2 X 1000 Ramah Lingkungan

INFRASTRUKTUR.CO,ID, JAKARTA: Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi mandat mengembangkan mega proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) juga memiliki portofolio di bidang konstruksi lainnya.

Proyek Engineering Procurement and Construction (EPC) telah lama menjadi salah satu kecakapan Hutama Karya dalam industri jasa konstruksi. Hingga akhir tahun 2019 lalu, paling tidak ada 14 proyek EPC yang sukses digarap Hutama Karya di seluruh Indonesia.

Seperti halnya megaproyek JTTS yang merupakan pembangunan koridor ekonomi, proyekproyek EPC pun menjadi salah satu bentuk kontribusi Hutama Karya untuk menciptakan koridor energi nasional. Sejalan dengan realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangkit 35.000 MW, proyek-proyek EPC Hutama Karya hadir menjawab tantangan swasembada energi nasional.

Khusus untuk proyek-proyek EPC, kualitas pekerjaan Hutama Karya telah diakui dimana perusahaan pernah mendapatkan apresiasi sebagai Best Vendor for Local Contractor EPC Works tahun 2019 lalu oleh Indonesia Power sebagai owner beberapa proyek EPC yang digarap Hutama Karya.

Kini, Hutama Karya bersama Doosan Heavy Industry dipercaya mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya dengan kapasitas 2 x 1000 MW. PLTU Suralaya merupakan salah satu proyek pembangkit strategis dengan kapasitas paling besar di Indonesia.

Konsorsium Hutama Karya akan mengerjakan pengembangan proyek PLTU Suralaya untuk pembangkit Jawa 9 dan 10 yang merupakan Coal Fired Steam Power Plant dengan teknologi Ultra Super Critical (USC) terbaru dan paling efisien.

“Portofolio Hutama Karya di bidang energi khususunya EPC tersebar mulai dari proyek PLTU Kendari, Ampana, Harjosari, Lambur, dan suksesnya PLTGU Grati di Pasuruan pada tahun 2019 lalu. PLTU Suralaya sendiri, selain akan mengadopsi teknologi terbaru, juga akan dikombinasikan dengan aspek ramah lingkungan dengan pengamanan dan proteksi optimal,” ungkap Novias Nurendra, Direktur Operasi II Hutama Karya.

PLTU Suralaya sendiri hingga saat ini adalah pemasok 18% kebutuhan listrik dari Jawa dan Bali yang mencapai 26.000 Megawatt.

Sejalan dengan semangat untuk terus berinovasi dan proaktif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi, Hutama Karya yakin bahwa menjadi adaptif merupakan strategi terbaik dalam mengerjakan proyek berskala besar. PLTU Suralaya menjadi contoh proyek besar yang akan digarap dengan menggunakan teknologi terbaru.

“Teknologi USC ini nantinya akan membuat proses produksi energi yang bersumber dari batubara menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Dalam industri pembangkit listrik khususnya tenaga batubara, ini adalah teknologi terbaik,” tambah Novias.

Pembangkit listrik berbahan bakar batubara merupakan sumber energi yang sampai saat ini paling dominan yang ada di dunia, termasuk Indonesia. Teknologi USC kini mulai menjadi standar baru pengembangan pembangkit listrik di banyak negara.

Teknologi ini menggabungkan teknologi terbaik yang ada saat ini sehingga distribusi panas yang dihasilkan menjadi lebih efisien, konsumsi batubara lebih rendah, agar mampu menurunkan level emisi sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.

“Persiapan pengerjaan sudah dimulai dan konsorsium Hutama Karya siap menggarap proyek PLTU Suralaya ini mulai September nanti,” tutup Novias, Direktur Operasi II Hutama Karya.

Dalam rangka mengurangi emisi dan melindungi lingkungan sekitar, teknologi USC di proyek pembangkit listrik Jawa 9 & 10 di PLTU Suralaya dilengkapi dengan beberapa implementasi teknologi canggih lainnya seperti Advance Low NOx Burner, Electrostatic Precipitator, Flue Gas Desulphurization, dan instalasi berteknologi Selective Catalytic Reduction.

Proyek ini juga telah mengimplementasikan IFC Performance Standard on Enviromental and Social Sustainability yang telah diakui secara internasional. Hal ini menjadikan proyek ini juga mampu melindungi kehidupan di sekitarnya baik dari aspek lingkungan maupun keberlanjutan sosialnya.

You may also like

Comments are closed.

More in EPC