Hasil RDG Bank Indonesia, Banyak Sektor Reaksi Positif di Bursa Efek
INDOWORK.ID, JAKARTA: Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia sesuai Pasal 23D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Perannnya sangat strategis.
Keputusan RDG Bank Indonesia, walau sudah diperkirakan, tetap saja keputusan luar biasa. 7DRR dipertahankan tetap pada 3,5%.
Rangkaian RDG paling akhir yang memutuskan mempertahankan tingkat bunga, diambil setelah FRB menaikkan suku bunga acuan dua kali. Disusul BOE, RBA, dan, kemarin, ECB
Hanya China – PBOC – yang sendirian menurunkan tingkat bunga acuannya. Dan Indonesia yang mempertahankan sejauh ini.
REAKSI POSITIF
Berita bagus buat ekonomi. Saya memperkirakan banyak sektor yang akan menunjukan reaksi positif di bursa efek. Properti, otomotif. Bahkan juga konsumen dan perbankan.
Namun rupiah langsung melemah. USD kemarin (Kamis, 21 Juli 2022), melompati pagar demarkasi, Rp15,000. Semoga berbagai indikator positif – neraca dagang, transaksi berjalan, kenaikan ekspor dan cadangan devisa – mampu mengawal stabilitas rupiah
Yang tak kalah penting kita harus all out menjaga inflasi. Pacu produksi, lancarkan distribusi, pertajam sasaran subsidi.
RUPIAH LEMAH IMPOR TURUN
Sementara itu praktisi pasar modal Dandossi Matram menilai bahwa saat ini sudah tepat tidak menaikkan suku bunga, walaupun rupiah melemah.”Saya sejak lama menganut aliran yang tidak terlaku suka dengan rupiah yang kuat,” katanya.
Menurut Dandoddi, lebih baik rupiah melemah sehingga impor jadi menurun.
Ia menjelaskan dari pada rupiah kuat, yang ada barang impor jadi murah di Indonesia dan kemudian menjadi pasarnya barang impor negara lain.
“Semoga rupiah melemah lagi ke Rp16.00.”
Dalam pandangan Dandossi kebijakan pemerintah China cukup cerdas. China malah menurunkan bunga untuk jadi alasan melemahkan yuan, sehingga ekspornya semakin menggebu karena sekarang terlihat lebih murah.
Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Infrastruktur.co.id.