Melirik Karir Bambang Widianto, Sosok Cendekiawan Penanggulangan Kemiskinan
INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Bambang Widianto, sosok dibalik pengentasan kemiskinan di tanah air ini tidak disangka memiliki jalan hidup yang luar biasa.
Diawali dengan pendidikan, Bambang menyandang gelar Sarjana Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB). ia meraih gelar Master of Arts dalam Ilmu Komputer di Boston University, Boston, Massachusetts, USA.
Tiga tahun kemudian, ia kembali meraih gelar Master of Arts in Economics dari Northeastern University, Boston, Massachusetts, USA. Gelar akademik Bambang menjadi lengkap dengan menyandang gelar PhD dari universitas yang sama pada tahun 1995. Bidang studinya adalah bidang Economic Policy Law, Policy, and Society Interdisciplinary.
Bambang kemudian kembali ke Tanah Air dan langsung dipercaya sebagai Kepala Sub Direktorat Neraca Pembayaran Internasional di Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) selama kurun tahun 1996β1998. Meraih gelar akademis tertinggi dan mendapat kepercayaan penting seperti itu, tak membuat Bambang jumawa.
Sebaliknya ia justru menerapkan ilmu padi, semakin berisi (bulirnya) semakin merunduk. Artinya, ia tetap bersikap rendah hati dan menunaikan tugas-tugasnya dengan sepenuh hati dengan disiplin yang tinggi.
Hasilnya selama dua tahun itu ia berhasil mempersiapkan data dan informasi untuk mengembangkan akun nasional. Di samping itu, ia berpartisipasi secara aktif dalam menyiapkan bahan pengarahan yang terkait dengan perdagangan nasional dan akun jasa.
Tugas dan Amanah
Selanjutnya, pada tahun 1998β2000, Bambang dipercaya menjadi Kepala Biro Statistik dan Analisis Ekonomi di Kementerian Negara PPN/Bappenas. Selama periode tersebut, ia aktif bekerja sama dengan tim Kementerian Keuangan menangani masalah stabilitas makro ekonomi. Ia juga aktif dalam menangani pertumbuhan berkelanjutan selama dan setelah krisis ekonomi yang melanda Asia.
Ia juga aktif mempersiapkan data dan informasi makro dan mikro untuk keperluan perencanaan pembangunan, dan giat memimpin kegiatan penelitian dalam bidang ekonomi dan pembangunan.
Pada April 2002 hingga Agustus 2005, Bambang diangkat menjadi Direktur Tenaga Kerja dan Analisis Ekonomi pada Kementerian Negara PPN/Bappenas. Selama periode ini ia tercatat melakukan beberapa pekerjaan penting dan strategis.
Bambang kemudian mendapat kepercayaan sebagai pejabat Wakil Menteri untuk Urusan Kemiskinan, Tenaga Kerja, Usaha Kecil dan Menengah di Kementerian Negara PPN/Bappenas pada Agustus 2005-Januari 2007.
Dalam kapasitas itu, Bambang melakukan beberapa tugas strategis seperti, Memimpin peluncuran dan implementasi Program Transfer Tunai Tanpa Syarat (BLT) sebagai tanggapan terhadap kenaikan harga bahan bakar pada tahun 2005. Dan Bambang juga terlibat dalam mempelopori sistem database rumah tangga miskin nasional sebagai dasar untuk mendistribusikan Transfer Tunai Tanpa Syarat.
Seorang Cendekiawan
Sejak Januari 2007 hingga Januari 2008, Bambang mendapat mandat sebagai Staf Ahli bidang Sumber Daya Manusia dan Urusan Kemiskinan di Kementerian Negara PPN/ Bappenas. Dalam periode ini, ia berperan sebagai βCo-Ledβ persiapan dan peluncuran Program Transfer Tunai Bersyarat Indonesia Program Keluarga Harapan (PKH).
Karier Bambang di Kementerian Negara PPN/Bappenas terus menanjak ketika ia ditugaskan menjadi Wakil Menteri untuk Evaluasi Kinerja Pembangunan untuk periode Januari 2008 sampai dengan November 2009. Berbekal pengalaman yang luas dan keahlian yang mumpuni di bidang ekonomi, Bambang mendukung keterlibatan Menteri PPN/Bappenas dalam perencanaan tahunan dan pengembangan anggaran negara.
Ia juga bertanggung jawab atas Laporan Presiden tentang Kemajuan Pembangunan Nasional dan pengembangan sistem pelaporan kemajuan yang ditingkatkan. Selain itu, ia memimpin beberapa studi di bidang pemantauan dan evaluasi kinerja pembangunan.
Di sela-sela kesibukannya di bidang pemerintahan, Bambang juga didaulat untuk menjadi komisaris di beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada Maret 2008 hingga Maret 2012, ia dipercaya menjadi Presiden Komisaris PT Barata Indonesia (Persero), sebuah perusahaan jasa konstruksi dan manufaktur milik negara.
Selama periode tersebut ia mengetuai Dewan Komisaris yang bertanggung jawab untuk pengawasan umum dan nasihat kepada Direksi. Selain itu, ia pun berperan mengetuai perencanaan dan penganggaran perusahaan.
Enam bulan setelah lepas dari PT Barata Indonesia (Persero), tepatnya pada November 2012 Bambang mendapat kepercayaan sebagai anggota Dewan Komisaris pada perusahaan layanan pos milik negara yaitu PT Pos Indonesia (Persero). Sebagai anggota Dewan Komisaris.
Kontribusinya untuk kemajauan PT Pos Indonesia (Persero) berakhir pada Mei 2013. Ketika ia mendapat amanat untuk menjadi anggota Dewan Komisaris PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Di perusahaan ini, Bambang kembali mendapat tugas dan tanggung jawab strategis.
Bambang memiliki pengalaman yang panjang semasa hidupnya. Pengabdiannya untuk tanah air dalam penanggulangan kemiskinan memiliki banyak manfaat. Bagi orang terdekatnya bambang merupakan seorang cendekiawan yang berkiprah dalam pemerintahan.